MEDAN, iNewsMedan.id - Mahasiswa dan alumni Universitas Darma Agung (UDA) menyuarakan keprihatinan mendalam dan mendesak percepatan penyelesaian konflik dualisme yayasan yang terus berlarut-larut, menegaskan bahwa mereka adalah pihak yang paling menderita akibat kisruh internal tersebut.
Keresahan ini disampaikan setelah para mahasiswa sempat dilarang masuk ke lingkungan kampus pada Senin pagi (6/10/2025) sekitar pukul 07.45 WIB. Aksi penutupan akses utama kampus tersebut, yang diduga atas perintah salah satu pihak yang berseteru (HNK), mengakibatkan dosen, pegawai, dan mahasiswa terlantar. Baru setelah melalui perdebatan dan ketegangan yang melelahkan, akses dibuka kembali pada pukul 09.30 WIB.
Sejumlah mahasiswa mengungkapkan kesedihan mereka karena harus melalui proses ketegangan dan perdebatan setiap kali ingin memasuki lingkungan kampus mereka sendiri. "Kami sangat sedih, selalu harus melalui proses debat dan ketegangan baru bisa masuk kampus," kata seorang mahasiswa kepada wartawan, Senin (6/10/2025).
Mahasiswa menegaskan bahwa konflik yang tak kunjung tuntas ini mengganggu proses belajar mengajar, proses akreditasi, penerimaan mahasiswa baru, dan wisuda. Mereka khawatir akan nasib pendidikan mereka ke depan.
"Dualisme yayasan ini harus diselesaikan, karena korbannya hanya mahasiswa," tegas mereka.
Editor : Jafar Sembiring
Artikel Terkait