Mahasiswa secara tegas meminta agar semua elemen yang terlibat dalam penyelesaian konflik UDA, seperti Kemendikristek, pengadilan, dan Menkumham, segera bertindak arif, bijaksana, dan mempercepat penyelesaian persoalan dualisme ini.
"Semua elemen yang terlibat dalam penyelesaian konflik UDA tidak berpihak dalam mengambil keputusan. Semua harus sesuai dengan aturan yang benar," tegas mahasiswa, menambahkan bahwa intervensi dan keberpihakan akan membuat konflik tak akan pernah tuntas.
Sorotan tajam juga diarahkan kepada ahli waris yayasan UDA dan dosen. Para mahasiswa mendesak ahli waris untuk turun tangan dan tidak hanya berdiam diri menyaksikan konflik terus bergulir.
"Kami seluruh mahasiswa minta para ahli waris yayasan UDA turun tangan jangan hanya berdiam diri. Mohon para ahli waris agar punya hati agar konflik ini segera berakhir. Kami sangat menderita," pinta mereka.
Sementara itu, para dosen diminta untuk tidak melakukan manuver atau memanfaatkan dualisme yayasan, karena dianggap memperparah persoalan. "Para dosen-dosen harus sadar diri, UDA bukan milik mereka karena UDA punya para ahli waris," teriak mahasiswa.
Editor : Jafar Sembiring
Artikel Terkait