Namun lanjutnya, guru juga harus punya integritas, kejujuran dan kedisiplinan. Tanpa itu semua maka sulit bagi guru untuk mampu mempersiapkan SDM unggul. Apalagi jika masih ada guru yang membawa permasalahan rumah tangganya ke sekolah. Sehingga ketika sampai di sekolah, siswanya yang dihajar sebagai pelampiasan.
“Guru harus jadi solusi, membawa solusi ke sekolah. Bukan membawa problem di rumah ke sekolah,” ujarnya.
Hadir dalam acara WidyaPrada Ahli Utama Direktorat Dr. Abd. Kahar, M.Pd, narasumber akademisi dari UNIKA Dyan Wulan Sari HS, S.Pd.,MPd, Kepala Sekolah SMA Dr. Wahidin Sudiro Husodo Dr. Huliman M.Kom, moderator Esther Meylin Sitanggang, S.Pd dan peserta guru serta kepala sekolah di Medan.
WidyaPrada Ahli Utama Direktorat PAUD Dr. Abd. Kahar, M.Pd menyampaikan apresiasi kepada dr Sofyan Tan dan tim yang dapat mewujudkan acara yang terselenggara atas kolaborasi antara Komisi X DPR RI dengan Kemenristekdikti. Tanpa acara workshop pendidikan ini menurutnya, Kemenristekdikti tidak akan bisa bertemu langsung dengan guru dan kepala sekolah di daerah.
Kahar menyampaikan jika saat ini usia siswa PAUD berusia 6 tahun, maka pada 2045 nanti berusia 27 tahun dan jika anak SMA sekarang usia 16 tahun maka pada 2045 berusia 37 tahun. Itu artinya masa depan Indonesia emas ada di diri siswa yang sekarang bersekolah. Dengan demikian, guru-guru yang ada sekarang punya peran penting dalam mempersiapkan generasi emas 2045.
“Itu artinya masa depan Indonesia di tangan bapak ibu sekalian. Ini tinggal emasnya mau ditambah L atau C, jadi bukan emas tapi lemas atau cemas. Inilah yang harus kita persiapkan ke depan,” ujarnya.
Editor : Ismail
Artikel Terkait