"Pada tahun 2021, program literasi digital sudah berhasil menjangkau lebih dari 515 kabupaten kota di 34 provinsi di seluruh Indonesia. Namun peningkatan literasi digital tersebut merupakan tugas yang besar, sehingga diperlukan dukungan dari segala pihak agar dapat meningkatkan literasi digital dan terciptanya talenta digital yang siap mewujudkan Indonesia Digital Asian," terangnya.
Pimpinan Pondok Pesantren Raudhatul Ilmi Bojongkulur, Asep Murdana, S.Th.I, C.ht, sebagai pemateri pada webinar kali ini mengatakan salah satu cara untuk tujuan dari meningkatkan literasi digital adalah untuk menciptakan masyarakat digital yang pintar.
"Artinya, sebagai masyarakat digital, individu harus mampu dalam memilah dan memilih informasi," ujarnya.
Dia memberikan beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menjadikan masyarakat Indonesia sebagai masyarakat digital yang pintar. Pertama, dalam menggunakan media digital, masyarakat harus mengecek terlebih dahulu kebenaran dan fakta dari informasi yang ingin dan telah disebarluaskan.
"Perlu diperhatikan kembali kata-kata yang digunakan saat menulis di media digital karena kata-kata tersebut tidak boleh bersifat mengejek atau menghina. Terakhir, masyarakat diharapkan menghindari menyebarkan hal yang dapat memicu keributan atau bersifat mengadu domba,"terangnya.
Apabila masyarakat mampu menjadi masyarakat digital yang pintar, teknologi digital dapat bermanfaat sebagai hal yang positif, misalnya untuk belajar hal baru, berkreasi, berbisnis, bahkan mencari koneksi baru. Namun tentunya, untuk menjadikan masyarakat digital yang pintar, perlu keterlibatan semua pihak.
"Untuk itu, diperlukan pula peran pemerintah dalam hal digitalisasi," ungkapnya.
Editor : Ismail