Kegiatan ini dilakukan dengan metode sharing antara pemateri dengan murid SMP Nurul Hasanah. Murid murid yang menjadi peserta dikelompokkan menjadi sebuah grup yang berisi 4-5 orang di dalamnya.
"Di dalam grup ini berisikan dua orang pemateri yang berguna untuk memaparkan materi dan juga membawakan sebuah sharing untuk mengetahui pernahkah mereka terkena atau melihat bentuk kejahatan di media digital sendiri. Di setiap kelompok diadakan kuis di akhir sesi untuk mengkaji ulang apakah peserta sudah paham betul tentang materi cybercrime sendiri," sebut Jennifer.
Garis Literasi melalui sosialisai ini berharap akan ada banyak generasi muda yang aware atau peka terhadap kejahatan dunia media digital. Kemudian, hal ini bisa didukung oleh pemerintah untuk penyuluhan terhadap ancaman cybercrime yang sedang marak terjadi.
“Mereka ini menurut ceritanya sering melihat kejahatan cyber tapi mereka belum tahu harus bagaimana menghadapinya” ujar Jennifer.
"Murid SMP Nurul Hasanah sendiri setelah mengikuti kuis terakhir yang diberikan dapat dilihat kalau sebagian besar dari mereka sudah bisa mengartikan apa itu cybercrime dan cara menanganinya jika di sekitar kita melihat hal-hal yang merujuk kepada kejahatan dunia media digital," terang Jennifer.
Editor : Odi Siregar
Artikel Terkait