Imam Nawawi rahimahullah mengatakan, "Hari tasyrik adalah tiga hari setelah Idul Adha (yaitu 11, 12, 13 Dzulhijjah). Disebut tasyrik karena tasyrik itu berarti mendendeng atau menjemur daging qurban di terik matahari. Dalam hadits disebutkan, hari tasyrik adalah hari untuk memperbanyak dzikir yaitu takbir dan lainnya." (Syarh Shahih Muslim, 8: 18).
"Jadi itulah sebabnya disebut hari tasyrik, yang berarti menjemur daging qurban di bawah terik matahari karena di masa lalu tidak ada alat pendingin atau freezer seperti sekarang. Untuk menjaga daging tetap awet, daging tersebut dijemur atau didendeng," ujar Ustaz Muhammad Abduh Tuasikal.
Melansir laman Rumasyso disebutkan, jika hari tasyrik disebut sebagai hari makan dan minum, itu berarti tidak diizinkan untuk berpuasa apa pun pada hari-hari tersebut (11, 12, 13 Dzulhijjah). Ini adalah pendapat yang lebih ditegaskan dalam madzhab Syafi'i.
Jadi, selamat menikmati daging kurban dengan berbagai hidangan istimewa. Semoga hari tasyrik menjadi hari yang penuh berkah.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait