Abyadi Siregar menilai, kalau aktivitas pelabuhan tersebut ternyata sepi, itu menggambarkan proyek rasasa pembangunan pelabuhan berbiaya sangat besar itu menjadi gagal atau sia-sia.
“Kalau capaiannya hanya sepi seperti ini, itu artinya menurut saya gagal. Target untuk menjadikan pelabuhan itu sebagai pelabuhan internasional berkelas dunia, saya kira tidak tercapai. Percuma uang besar digelontorkan untuk membangun pelabuhan itu, kalau ternyata tidak memberi dampak ekonomis yang tinggi bagi negara, khususnya bagi Sumut,” kata Abyadi.
Karena itulah, Abyadi Siregar menilai, pemerintah khususnya melalui PT Pelindo, sebagai pemilik PT PMT selaku pengelola KTMT tersebut, perlu memberi penjelasan kenapa kondisi seperti ini terjadi. Apakah ini akibat manajemen perusahaan pengelola yang kurang baik? Atau justru akibat infrastruktur atau sarana prasarana pendukung yang belum memadai?
Abyadi Siregar sendiri memang mendengar bahwa masih terdapat beberapa sarana pendukung lain yang belum ada untuk sebuah pelabuhan berkelas dunia. Seperti belum adanya pergudangan logistik, infrastruktur jalan menuju pelabuhan yang masih belum mendukung sebagai sebuah pelabuhan berkelas internasional.
Editor : Ismail
Artikel Terkait