Kisah Penemu Susu Milo, Ilmuwan yang Ingin Atasi Masalah Kekurangan Gizi Anak-anak pada 1934

Ikhsan Permana SP, J Erna
Penemu susu Milo, Thomas Victor Mayne. (Foto: Dok Milo)

JAKARTA, iNewsMedan.id - Penemu susu Milo, Thomas Victor Mayne merupakan seorang ilmuwan asal Austria. Pria ini juga dikenal dengan nama Thomas Mayne.

Mengutip Obituaries Australian, Mayne lahir di Fosterville, di dekat Bandigo pada 25 Desember 1901. Ayahnya adalah seorang manajer tambang emas, namun meninggal dunia ketika Mayne berusia 10 tahun. 

Setelah kepergian ayahnya, sebagai anak tertua dari empat bersaudara, Mayne harus membantu ibunya mengurus adik-adiknya. Sementara itu, dengan bakat menyanyi yang dimilikinya, dia berhasil mendapat beasiswa di Holy Trinity College, Kew pada 1914, dengan jurusan kimia.

Pada 1920, dia bekerja di Bacchus Marsh sebagai asisten di laboratorium. Saat perusahaan tersebut diakuisisi perusahaan asal Swiss, Nestle, Mayne tetap bekerja di sana. Kemudian, Mayne pindah ke Sydney karena ingin melanjutkan pendidikan di bidang teknik kimia, di Sydney Technical College. 

Dia kuliah pada malam hari dan bekerja di Nestle siang harinya. Sebagai sosok yang cerdas, meski kuliah sambil bekerja, ternyata Mayne mampu meraih nilai tertinggi sebagai siswa di seluruh negara bagian Australia. Dia pun dianugerahi medali oleh Gubernur New South Wales pada 1933. 

Pada saat yang sama, dia juga tengah melakukan penelitian dan pengembangan untuk menemukan formula minuman, yang sekarang dikenal dengan susu Milo. Dibantu sang istri, dia bekerja selama 80 jam seminggu.

Setelah empat tahun kerja keras, dia berhasil menemukan susu yang sekarang menjadi minuman susu favorit, dengan menggabungkan bahan-bahan yang dibuat khusus oleh Nestle dari cokelat, susu kental, dan ekstrak susu.

Namun saat itu, dia harus meyakinkan para petinggi Nestle untuk menerima produk tersebut, yang dikembangkan di negara lain. 

"Orang Swiss tidak mengira orang Australia menciptakannya. Saya telah menemukan formula ini sepanjang hidup saya. Banyak orang tidak siap untuk percaya bahwa orang Australia bisa menciptakan sesuatu," ujarnya. 

Sementara dikutip dari laman Milo, Mayne membuat minuman tersebut karena ingin mengatasi masalah kekurangan gizi anak-anak di Australia akibat krisis ekonomi global pada 1934. Minuman tersebut dimaksudkan untuk menambah energi, vitamin dan mineral yang diperlukan bagi perkembangan komprehensif anak-anak.

Adapun nama Milo dipilih karena Mayne terinspirasi dari nama atlet legendaris abad ke-6 SM dari Croton, yang merupakan sebuah kota kecil di Yunani kuno. Dia terkenal sebagai Dewa Kekuatan, yang telah memenangkan Olimpiade sebanyak enam kali, dan berbagai kompetisi bergengsi.

Milo saat ini sudah tersebar di seluruh dunia. Produk ini diimpor ke Indonesia pada 1974. Enam tahun kemudian, Milo mulai diproduksi di pabrik Waru, Jawa Timur dan didstribusikan ke seluruh Indonesia dalam kemasan kaleng. 

Pada 2002, produksinya dipindahkan ke pabrik Kejayan di Jawa Timur. Kemasan Milo berganti dari kaleng menjadi boks. Pada 2009, Milo UHT diproduksi untuk pertama kalinya. Empat tahun kemudian, Milo memperkenalkan kemasan baru dalam bentuk pouch. Dan pada 2022, Milo diproduksi 100 persen di Indonesia, di Karawang, Jawa Barat. 

Artikel ini telah terbit di halaman iNews.id dengan judul Kisah Thomas Mayne, Ilmuwan yang Kerja 80 Jam Seminggu demi Temukan Formula Susu Milo

Editor : Odi Siregar

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network