Pada zaman nabi Ibrahim patung-patung itu semuanya dihancurkan ada satu patung yang tidak dihancurkan dan itu patung yang paling besar dan patung itu patung yang dapat memberikan pelajaran bagi manusia.
"Jadi begitulah filosofi patung saya (Tuwan Imam) buat supaya jadi pelajaran," ungkapnya.
Dasar Pancasila
Tuwan Imam juga mengungkapkan bahwa patung 3 naga dan 2 ular kobra itu dibuat juga berdasarkan dengan Pancasila.
"Patung itu ada lima kepalanya, tiga kepala naga dan dua kepala ular itu adalah simbol yang saya (Tuwan Imam) berikan, itu adalah dasar Pancasila dan tiga dari naga itu yang dimaksud dengan Tri Sula Weda yaitu Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani. Di depan menjadi contoh, ditengah merangkul dan dibelakang untuk pendorong," ungkapnya.
Warga Kampung Matfa. (Foto: Jafar/iNewsMedan)
Jadi naga itu siapa yang kuat itu yang perkasa dan bijaksana dialah seorang pemimpin. Maka seorang pemimpin itulah wujud dari pada naga yang sebenarnya. Untuk membawa kepada keamanan, kemakmuran dankesejahteraan, tanpa persatuan, tanpa kasih sayang tidak akan ada namanya keamanan, ketentraman dan kesejahteraan.
Editor : Jafar Sembiring
Artikel Terkait