Ketika Keperawanan Harus Ada Sertifikat, Begini Jeritan Wanita di Negeri Para Mullah 

Susi Susanti
- Keperawanan harus ada sertifikat. Itulah yang terjadi di negeri para Mullah, Iran. Foto: Ilustrasi/ Freepik

Di tengah kepanikannya, Neda memutuskan untuk memperbaiki selaput daranya.

Prosedur ini secara teknis tidak ilegal—namun dampak sosialnya berbahaya sehingga tiada rumah sakit yang setuju melakukannya.

Neda kemudian menemukan sebuah klinik swasta yang bersedia melakukannya secara diam-diam—dengan biaya besar.

"Saya menghabiskan semua tabungan saya. Saya menjual laptop, ponsel, dan perhiasan emas saya," paparnya.

Neda harus menandatangani dokumen yang menyatakan dirinya akan memikul tanggung jawab jika ada sesuatu yang salah.

Seorang bidan melakukan prosedur perbaikan tersebut yang berlangsung sekitar 40 menit.

Namun, Neda perlu waktu berminggu-minggu untuk pulih.

"Saya merasa sangat kesakitan sampai-sampai saya tidak bisa menggerakkan kaki," kenangnya.

Dia menyembunyikan kondisinya dari orang tuanya.

"Saya merasa sangat kesepian. Namun, kalau saya ingat-ingat, ketakutan bahwa orang tua mengetahui [saya tidak perawan] membuat saya bisa menahan sakit,” ujarnya.

Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 3 4 5

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network