Masyarakat di Desa Ganvie terdiri atas suku Tofinu. Menurut keyakinan agama Tofinu, penyerangan terhadap orang-orang yang tinggal di air dapat menyebabkan hukuman dari dewa terhadap pelakunya. Oleh karena itu, suku Tofinu merasa bahagia dengan gaya hidupnya saat ini. Mereka mengatakan sampai 1990-an, penduduk Ganvie atau juga yang disebut Ganvinius hampir tidak pernah singgah di daratan kering yang menyebabkan mereka tidak tahu cara berjalan dengan baik.
Namun, pada 1970-an pemerintah memutuskan untuk membuat pulau-pulau yang memberikan kualitas lebih baik bagi masyrakat Desa Ganvie. Setelah itu masyarakat desa tahu cara berjalan dengan benar.
Situs Warisan Budaya Dunia
Desa Ganvie diakui sebagai situs warisan budaya dunia oleh UNESCO pada 1996, menarik hingga 10.000 pengunjung setiap tahun. Namun, masuknya wisatawan ini telah berdampak pada penduduk setempat dan praktik sosio-ekologis mereka yang menjaga lingkungan perairan ini. Budidaya perikanan menjadi semakin menantang untuk dipertahankan seiring dengan perjuangan desa untuk mempertahankan fondasi ekonominya.
Selain itu, praktik bangunan tradisional telah digantikan oleh praktik modern, dan desa ini terus menghadapi tantangan lingkungan. Kendati demikian, masyarakat Desa Ganvie masih mempertahankan gaya hidup tradisional mereka di tengah-tengah perubahan perkembangan zaman saat ini.
Itulah seputar kampung unik yang terapung di tengah danau yang memiliki pemandangan menakjubkan.
Artikel ini telah terbit di halaman iNews.id dengan judul Mengintip Kampung Unik yang Terapung di Tengah Danau, Lengkap Ada RS dan Hotel
Editor : Odi Siregar