get app
inews
Aa Text
Read Next : Didukung Ribuan Kader AMPI Sumut, Bobby Nasution Ajak Kolaborasi Atasi Narkoba

4 Daftar Kota di Dunia Jadi Surga Para Penjahat, Nomor Terakhir Tetangga Indonesia

Sabtu, 17 September 2022 | 07:05 WIB
header img
Pemandangan udara Kowloon Walled City, 1989. (Foto: Wikipedia)

2. Darra Adam Khel, Pakistan 

Kota selanjutnya berada di kawasan Pakistan, yaitu Darra Adam Khel. Kota kecil ini terdiri dari kawasan industri senjata sehingga mendapat julukan sebagai “Lembah Senjata.” Kota ini disebut sebagai surganya penjahat karena di kota ini terdapat 2.000 toko senjata yang menyediakan aneka senapan dengan harga yang terbilang murah. Satu senapan kecil bisa dijual kurang dari USD20 (sekira Rp300 ribu) di sini.

Selanjutnya untuk peluru dijual per kilo. Oleh karena itu, di tempat inilah penjahat akan memborong banyak senjata yang akan mereka gunakan untuk modal berbuat kejahatan. Selain penjahat, kawasan ini juga banyak didatangi oleh para militan hingga kelompok masyarakat tertentu.

3. Agadez, Niger 

Agadez adalah kota yang dikenal dipenuhi oleh industri penyelundupan manusia berdiri. Di kota ini siapa saja bisa diselundupkan. Kegiatan industri ini berjalan setiap harinya. Setiap hari akan selalu ada aktivitas mengirimkan banyak orang secara ilegal melalui tengah Gurun Sahara hingga sampai ke kawasan pesisir. 

Selain sebagai tempat penyelundupan manusia secara ilegal, tempat ini juga kerap digunakan sebagai pelabuhan untuk narkoba dan senjata.

4. Port Moresby, Papua Nugini

Port Moresby merupakan ibu kota Papua Nugini. Meskipun sebagai ibu kota, kota ini memiliki citra buruk sebagai surganya para penjahat dan dikenal juga sebagai kota paling berbahaya di dunia. Port Moresby merupakan kota yang tidak ramah perempuan dan rawan terjadi kasus kriminal seperti penculikan. 

Kota ini diketahui dikuasai oleh para geng. Di sana komplotan geng tersebut melakukan aktivitas perdagangan narkoba, senjata, hingga penculikan manusia yang sulit dikendalikan. Selain itu, 70% perempuan di kota ini pernah mengalami pelecehan seksual dan penganiayaan.

Mirisnya, pihak polisi di kawasan ini pun tidak mampu mengendalikan para penjahat. Hal ini disebabkan oleh gaji yang mereka terima sangatlah sedikit bahkan konon katanya untuk memenuhi keperluan sehari-hari saja mereka sampai harus berutang. Akhirnya, polisi lebih banyak diam di kantor atau membantu para geng diam-diam agar mendapatkan bayaran yang cukup banyak.

Editor : Odi Siregar

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut