Di lokasi-lokasi tersebut, tim BBKSDA bersama Babinsa, Bhabinkamtibnas, dan aparat desa rutin melakukan patroli malam dan menggunakan petasan sebagai upaya penghalauan agar satwa liar kembali ke habitatnya.
Puncak penelusuran terjadi pada 30 September hingga 1 Oktober 2025, menindaklanjuti laporan di Desa Ujung Deleng. Pengecekan lapangan pada 1 Oktober memastikan jejak tersebut adalah jejak Harimau Sumatera.
"Hasil pengecekan menunjukkan satwa diduga melintas di kebun sawit milik masyarakat, kemudian bergerak ke arah Desa Sirugun (lokasi sebelumnya warga melihat langsung satwa) dan satwa kemudian kembali ke dalam kawasan Tahura Bukit Barisan," jelas laporan BBKSDA.
Jarak temuan jejak dari permukiman Desa Ujung Deleng hanya sekitar 1,5 km, menandakan kedekatan satwa liar dengan area aktivitas manusia. Berdasarkan hasil penelusuran terakhir hingga batas kawasan Tahura, tidak ditemukan jejak baru. Hal ini mengindikasikan satwa tersebut kemungkinan telah kembali ke habitat alaminya di Tahura Bukit Barisan.
Sebagai langkah akhir mitigasi, petugas BBKSDA menyerahkan persediaan petasan kepada Pemerintah Desa Ujung Deleng dan Desa Sirugun untuk digunakan jika satwa kembali mendekati pemukiman.
Editor : Jafar Sembiring
Artikel Terkait