“Kampus bukan panggung politik. Kalau pemilihan rektor didikte oleh tekanan media atau kekuatan luar, maka yang terpilih bukanlah yang terbaik secara akademik, tapi yang paling lihai menjalin relasi di luar pagar kampus,” katanya.
Ia juga menekankan peran Senat Akademik sebagai benteng terakhir untuk menjaga agar USU tetap berada di jalur intelektual.
Menurutnya, senat harus diberi kepercayaan penuh tanpa intimidasi publik.
“Universitas harus menjadi ruang rasionalitas, bukan bayang-bayang kekuasaan. Jangan biarkan politisasi merusak mekanisme meritokrasi yang sudah ada,” tutup Haris.
Editor : Ismail
Artikel Terkait
