Ia juga mendorong peran Puskesmas untuk lebih aktif membantu masyarakat, terutama dalam memberikan informasi dan rujukan jika pasien membutuhkan penanganan lebih lanjut di rumah sakit.
Sebagai anggota dewan, Rommy menegaskan komitmennya untuk membantu masyarakat secara langsung. Ia bahkan memberikan nomor telepon pribadinya agar warga bisa menghubunginya jika menghadapi kendala terkait pelayanan kesehatan.
“Silakan manfaatkan saya sebagai perwakilan kalian. Kalau ada masalah di rumah sakit, hubungi saya. Kalau saya di Medan, saya akan datang langsung. Kalau tidak, tim saya akan membantu,” kata Politisi Dapil V itu.
Rommy berharap agar ke depan pemerintah, termasuk BPJS Kesehatan, lebih aktif dan responsif dalam menangani permasalahan kesehatan masyarakat. “Ini adalah tugas kita bersama untuk memastikan pelayanan kesehatan yang merata dan adil bagi seluruh warga Kota Medan,” pungkasnya.
Sebelumnya, Ramen Kumar, salah seorang warga Madras Hulu mengungkapkan, bahwa ketersediaan obat di rumah sakit, seperti RS Pringadi, sering kali kosong bahkan untuk obat dasar. Ia juga menyoroti pelayanan untuk penyandang disabilitas yang belum maksimal. Selain itu, masalah ketersediaan ruang rawat inap menjadi perhatian serius.
"Kadang pasien harus pulang karena ruang rawat inap penuh. Program UHC bagus, tapi harus diawasi agar berjalan lancar. Semua pihak harus bekerja sama, termasuk pengawasan dari anggota dewan," ujar Ramen.
Sanjay, warga lainnya, menyoroti praktik tidak adil di rumah sakit. Ia menceritakan pengalaman di mana pasien tanpa koneksi sering kali ditolak dengan alasan kamar penuh, sementara mereka yang memiliki hubungan dengan pejabat atau anggota dewan langsung mendapatkan kamar.
"Ini tidak adil. Visi-misi Wali Kota Medan, Pak Bobby, menyatakan tidak boleh ada warga Kota Medan yang sakit dan terlantar. Tapi kenyataannya, orang kecil tanpa akses hanya bisa pasrah. Kita butuh solusi agar rumah sakit melayani semua warga tanpa diskriminasi," tegas Sanjay.
Jasmani, salah seorang warga Medan Maimun mengeluhkan persoalan sulitnya berobat dirumah sakit, karena tidak adanya pelayanan yang baik, dan dipersulit karena tidak ada BPJS kesehatan.
"Saya kemarin membawa orangtua sakit, ke rumah sakit di Jalan Multatuli, namun pelayanan disana tidak baik, karena saya harus mengeluarkan biaya untuk pengobatan orangtua saya meski saya sudah memberikan kartu identitas saya, kenapa program Pemko Medan yang sudah berjalan seperti program Universal Health Coverage (UHC) Jaminan Kesehatan Medan Berkah (JKMB) tidak berlaku di rumah sakit tersebut", ungkapnya.
Dalam sosper tersebut, Rommy Van Boy memberikan cindera mata kepada anak panti asuhan Ade Irma.
Editor : Chris
Artikel Terkait