Selain itu, ada juga alat pengenalan suara yang memudahkan siswa dengan kebutuhan khusus untuk belajar, serta aplikasi analisis teks yang dapat membantu memperbaiki tulisan akademik," jelasnya.
“Namun, dampaknya bisa positif atau negatif tergantung cara kita menggunakannya. Dampak positifnya, AI dapat meningkatkan efisiensi belajar, memberi akses luas ke informasi, dan membantu analisis data pembelajaran. Tetapi jika tidak digunakan dengan bijak, AI bisa mengurangi kemampuan berpikir kritis, membuat ketergantungan, atau bahkan melahirkan plagiarisme tidak sadar," tambahnya.
Selain itu Erika juga menutup memberikan tips praktis dalam penggunaan AI.
"Kuncinya adalah seimbang. Gunakan AI untuk mempermudah proses, bukan untuk menggantikan kemampuan pribadi. Tetap asah kreativitas dan keterampilan analitis agar kita tetap unggul di era teknologi," ucapnya.
Antusiasme peserta semakin terlihat saat banyak mahasiswa lain mengajukan pertanyaan lanjutan, menandakan topik ini sangat relevan dengan kebutuhan mereka.
Moderator, Wita Meilani Sihite, mengakhiri acara dengan rangkuman diskusi yang disampaikan secara menarik, membuat seluruh peserta terinspirasi untuk menggunakan AI secara bijak.
"Kegiatan ini memberi pandangan baru tentang bagaimana teknologi, khususnya AI, bisa menjadi alat yang memberdayakan dalam proses belajar,” ungkap salah satu peserta dengan penuh semangat.
Dengan berakhirnya diklat ini, mahasiswa Prodi MPK IAKN Tarutung berharap dapat memanfaatkan AI dengan lebih bijak dan bertanggung jawab untuk mendukung pembelajaran yang lebih berkualitas.
Editor : Chris
Artikel Terkait