Tren Pemasaran Retail 5-10 Tahun Mendatang: AI, Hyper Personalization, dan Ekosistem Total Commerce

Jafar Sembiring
Tren Pemasaran Retail 5-10 Tahun Mendatang: AI, Hyper Personalization, dan Ekosistem Total Commerce. Foto: Istimewa

Dunia pemasaran retail sedang berada di titik kritis transformasi. Jika dekade sebelumnya ditandai oleh lahirnya e-commerce dan media sosial, maka lima hingga sepuluh tahun ke depan akan menjadi era di mana kecerdasan buatan (AI), personalisasi ekstrem, dan integrasi penuh antara online–offline mendominasi perilaku belanja masyarakat. Perubahan ini tidak hanya menggeser strategi pemasaran, tetapi juga mendefinisikan ulang bagaimana brand berinteraksi dan membangun hubungan dengan konsumen.

Konsumen Hyper-Digital: Generasi Baru yang Mengubah Aturan Main

Pergeseran pertama dan paling berpengaruh adalah kemunculan konsumen hyper-digital. Generasi Z dan Alpha yang tumbuh dalam lingkungan serba otomatis akan menjadi kelompok dominan dalam pasar retail. Mereka menginginkan keputusan belanja yang cepat, personal, dan terarah.

Bagi mereka, aplikasi belanja bukan sekadar platform transaksi, tetapi ruang sosial sekaligus tempat eksplorasi produk. Rekomendasi AI, ulasan pengguna, dan konten komunitas jauh lebih dipercaya dibanding iklan tradisional. Pada titik ini, konsumen masa depan tidak lagi menunggu promosi; mereka ingin brand memahami kebutuhan mereka sebelum mereka mencarinya.

AI Menjadi Pengambil Keputusan Utama dalam Pemasaran

Jika hari ini AI hanya berperan sebagai alat bantu, dalam 5–10 tahun mendatang AI akan berperan sebagai “otak” dalam pemasaran retail. Sistem cerdas akan mengatur hampir semua aktivitas pemasaran secara otomatis, mulai dari penetapan harga, segmentasi pasar, hingga pemilihan konten yang tepat untuk setiap pengguna.

Beberapa prediksi peran AI dalam pemasaran mendatang meliputi:

• Hyper Dynamic Pricing, harga dapat berubah dalam hitungan detik sesuai permintaan pasar.

• Micro-Targeting, segmentasi berdasarkan pola perilaku terkecil yang tidak bisa dianalisis manusia.

• Automated Campaign, kampanye iklan disusun, dijalankan, dan dioptimalkan sepenuhnya oleh AI.

• Predictive Personalization, AI memprediksi kebutuhan konsumen sebelum mereka melakukan pencarian.

Pemasaran masa depan bukan lagi mengenai kerja tim besar, tetapi kombinasi strategi manusia dengan kecerdasan algoritma yang mampu belajar setiap detik.

Omnichannel Berevolusi Menjadi Total Commerce Ecosystem

Salah satu tren terbesar yang menunggu dunia retail adalah pergeseran dari omnichannel menuju total commerce ecosystem. Jika omnichannel menggabungkan online dan offline, maka ekosistem total commerce menyatukan pengalaman pelanggan di semua titik akses secara penuh dan tanpa batas.

Dalam ekosistem ini:

• Konsumen dapat berinteraksi dengan brand melalui media sosial, marketplace, aplikasi mobile, hingga toko fisik yang berbasis sensor digital.

• Toko fisik akan berfungsi sebagai pusat pengalaman, bukan sekadar tempat transaksi.

• Data perilaku konsumen dari seluruh kanal akan terhubung dalam satu sistem terpadu.

Brand yang mampu membangun ekosistem ini akan unggul karena mampu menghadirkan pengalaman pelanggan yang konsisten dan relevan di mana pun konsumen berada.

AR dan VR jadi Standar Baru Pengalaman Belanja

Teknologi Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR) diprediksi menjadi standar dalam pemasaran produk retail. Konsumen tidak perlu lagi menebak apakah produk sesuai dengan kebutuhan mereka. Teknologi visualisasi akan menjawab kebutuhan tersebut secara real-time.

Beberapa bentuk implementasi 5–10 tahun mendatang termasuk:

• Mencoba pakaian secara digital melalui avatar tubuh pribadi.

• Mendesain ruangan dengan furniture virtual sebelum melakukan pembelian.

• Virtual store berbasis VR sebagai “mall digital” yang dapat dikunjungi dari rumah.

• Iklan berbasis hologram atau objek 3D interaktif.

Dengan tren ini, pengalaman belanja akan menjadi lebih imersif, cepat, dan menyenangkan.

Kekuatan Komunitas Digital dan Creator Economy Semakin Dominan

Platform media sosial seperti TikTok, Instagram, dan YouTube sudah membentuk perilaku belanja. Namun dalam 5–10 tahun ke depan, pengaruh komunitas digital akan menjadi pusat pembentukan preferensi dan keputusan pembelian.

Brand retail harus lebih serius mengembangkan strategi:

• Community-driven marketing

• Kolaborasi jangka panjang dengan micro-influencer

• Konten otentik yang tidak didominasi pesan iklan

• Pengembangan “brand tribe” yang loyal dan aktif

Di masa depan, konsumen ingin menjadi bagian dari komunitas, bukan hanya pembeli.

Ketergantungan Platform Digital Semakin Kuat

Marketplace dan platform digital akan semakin dominan sebagai pusat perputaran ekonomi retail. Investasi mereka dalam logistik, pengiriman cepat, dan teknologi AI menjadikan konsumen lebih nyaman bertransaksi melalui platform dibandingkan toko resmi brand.

Namun, ketergantungan ini menghadirkan risiko:

• Brand kehilangan kendali atas data pelanggan.

• Margin keuntungan makin menipis karena komisi platform.

• Perubahan algoritma dapat langsung memengaruhi penjualan.

Karena itu, perusahaan perlu menyeimbangkan antara kanal marketplace dan platform milik sendiri (direct-to-consumer).

Menuju Era Hyper-Personalization dan Zero-Interruption Marketing

Keseluruhan tren yang berkembang membawa pemasaran retail menuju konsep hyper-personalization. Konsumen akan menerima informasi yang sangat spesifik, benar-benar sesuai dengan kebutuhan, kebiasaan, dan konteks waktu mereka.

Model pemasaran ini tidak lagi mengganggu pengguna dengan iklan yang tidak relevan. Sebaliknya, pesan pemasaran akan dirancang secara halus, tepat sasaran, dan minim gangguan, atau sering disebut zero-interruption marketing. Pada titik ini, pemasaran akan terasa sebagai bagian alami dari perjalanan konsumen, bukan aktivitas promosi terpisah.

Artikel ini dibuat oleh Rospita Simamora, Mahasiswa Magister Ilmu Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Sumatera Utara. Dengan dosen pengampu Dr. Muhammad Dharma Tuah Putra Nasution SE., M.M

Editor : Jafar Sembiring

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network