Bank Mandiri : Ekonomi Indonesia Tahan Banting di Tengah Ketidakpastian Global

Ismail
Bank Mandiri dalam Mandiri Macro Market Brief - Thriving Through Transition menyampaikan kondisi ekonomi Indonesia tetap solid meskipun menghadapi tantangan ketidakpastian global sepanjang 2024. (iNewsMedan.id/Istimewa)

"Namun, dengan dimulainya siklus pemangkasan suku bunga oleh bank sentral global, kita melihat ada peluang pemulihan yang lebih cepat. Penurunan suku bunga ini akan membantu memfasilitasi peningkatan arus modal dan likuiditas global, yang pada gilirannya akan mendukung pemulihan ekonomi Indonesia," jelas Andry. 

Data menunjukkan, perekonomian Indonesia mencatat pertumbuhan sebesar 5,05% pada triwulan II 2024, meskipun sedikit melambat dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 5,11%. 

Meski demikian, Andry menegaskan bahwa pertumbuhan ini tetap kuat, terutama di tengah perlambatan ekonomi global yang disebabkan oleh penurunan ekspor. 

Hasil laporan Tim Ekonom Bank Mandiri juga menunjukkan, surplus neraca perdagangan Indonesia masih tercatat cukup positif sebesar USD 18,9 miliar hingga Agustus 2024, meski mengalami penurunan sekitar 22% YoY akibat melemahnya permintaan global. 

"Di sisi lain, inflasi yang terkendali di kisaran 2,1% year-on-year pada Agustus 2024 menunjukkan bahwa kebijakan moneter yang dijalankan berhasil menjaga stabilitas harga, terutama terkait harga pangan," imbuh Andry. 

Salah satu poin penting yang disoroti dalam laporan ini adalah peningkatan konsumsi domestik yang menjadi motor utama pertumbuhan ekonomi di triwulan III 2024. Setelah periode stagnasi di tahun 2023, belanja masyarakat mengalami peningkatan signifikan di tahun ini, terutama di wilayah DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Tengah. Keberhasilan pemerintah dalam menekan inflasi serta menjaga keyakinan konsumen dinilai menjadi faktor utama yang mendorong peningkatan belanja masyarakat. 

Namun, Tim Ekonom Bank Mandiri juga mencatat bahwa pemulihan ekonomi belum sepenuhnya merata, terutama di kalangan masyarakat berpendapatan rendah. 

Laporan tersebut juga menyoroti kondisi fiskal pemerintah yang masih sehat. Hingga Agustus 2024, defisit fiskal tercatat sebesar 0,68% terhadap PDB, dan pemerintah menargetkan defisit sebesar 2,7% hingga akhir tahun. Artinya akan ada akselerasi belanja fiskal pada Q3 dan Q4 tahun ini. 

Editor : Ismail

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 3

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network