"Walaupun Covid-19 telah berakhir, tidak dapat dipungkiri pembelajaran melalui internet tetap berlanjut. Oleh karena itu, pengajar diharapkan mampu mengikuti perkembangan zaman dan mampu beradaptasi dengan kecanggihan teknologi yang ada," ujar Afriani.
Tidak hanya itu, sebagai pengajar juga guru-guru tersebut diharapkan mampu lebih aktif dalam memahami media digital. Karena sekarang ini, apapun dapat diakses dengan mudah menggunakan internet. Sehingga guru juga mampu menambah wawasan tidak hanya lewat buku namun juga lewat internet yang lebih mudah diakses ini. Siswa juga dapat mempelajari apa yang diajarkan guru lewat media digital ini.
Pandemi memaksa guru dan murid lebih melek digital sehingga mereka dipaksa lebih banyak mempelajari teknologi informasi dan telekomunikasi lebih dalam. Level kemampuan guru pun berbeda-beda. Ada yang sekadar bisa melaksanakan pembelajaran daring, tetapi ada juga yang mahir memakai berbagai aplikasi pembelajaran dan evaluasi.
Mencari solusi mengatasi guru gaptek di Indonesia tidak harus selalu mengikuti trend teknologi. Teknologi berkembang sangat pesat, sedangkan guru punya tugas utama adalah mengawal pembelajaran siswanya. Jadi sangat tidak mungkin untuk menuntut guru untuk mengikuti trend kecanggihan teknologi.
Guru cukup memanfaatkan teknologi apa yang bisa membantu meningkatkan kualitas pembelajarannya serta bagaimana menunjang kinerjanya secara signifikan. Ada banyak sekali teknologi yang bisa dimanfaatkan, misalnya teknologi internet, atau teknologi pengembangan bahan ajar, game pembelajaran, video dan pengolahan gambar lainnya. Para guru perlu memperbaiki dan meningkatkan literasi digital agar Indonesia kedepannya bisa lebih baik dalam bidang pendidikan.
Artikel ini ditulis oleh Afriani Eka Mulyana, mahasiswa Magister Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Universitas Sumatera Utara (USU)
Editor : Jafar Sembiring
Artikel Terkait