JAKARTA, iNewsMedan.id- Wakil ketua komisi I DPR RI, Anton Sukartono Suratto, M.Si meminta agar Pemerintah mengupayakan penyediaan STB dan alat penerimaan lain dengan harga terjangkau dan mudah diperoleh oleh masyarakat. Permintaan ini menyusul penerapan perubahan TV analog menjadi TV digital.
"Pemerintah harus mengkondisikan industri dalam negeri untuk siap mendukung migrasi sistem penyiaran dari sistem analog ke sistem digital," ucap Anton dalam Sosialisasi Analog ASO dan Seremoni Penyerahan Set Top Box (STB), Rabu (16/11).
Sehingga menurut Anton, pemerintah harus mendorong agar industri dalam negeri dapat memproduksi STB standar dengan harga terjangkau oleh masyarakat.
"Komisi 1 DPR RI bersama masyarakat akan memonitor perkembangan pelaksanaan ASO sehingga seluruh masyarakat dapat menikmati siaran digital tanpa biaya, dengan mutu pemancaran siaran TV yang lebih baik, tayangan yang lebih beraneka ragam, dan kepastian pemerataan siaran TV yang berkualitas di seluruh wilayah Indonesia," bebernya.
Anton Sukartono Suratto juga mengatakan jika perubahan TV analog menjadi TV digital adalah hal yang perlu untuk dilakukan. Sebab pertumbuhan pengguna internet dan handphone yang meningkat pesat mengurangi ruas jalan frekuensi data sehingga memperlambat kecepatan komunikasi data internet. Salah satu penyebabnya adalah siaran TV analog yang memakan pita frekuensi 700 MHz sebanyak 328 MHz.
“Apabila TV analog beralih ke digital, maka hanya dibutuhkan 176 MHz bagi stasiun televisi. Indonesia bisa mengalokasikan 112 MHz yang bisa digunakan untuk keperluan lain. Indonesia juga akan memiliki cadangan 40 MHz yang bisa digunakan untuk mempercepat penerapan jaringan 5G di Indonesia dan perkembangan teknologi di masa depan,"tuturnya.
Selain itu, Staf Khusus Menkominfo RI, Dr. Rosarita Niken Widiastuti M.Si, mengatakan jika penggunaan pita frekuensi yang lebih optimal akan memberikan banyak dampak di kemudian hari.
“Menurut Boston Consulting Group, dengan adanya Digital Dividend dan peningkatan internet di Indonesia, maka dalam jarak lima tahun akan terjadi peningkatan lapangan kerja sebanyak 232 ribu, penambahan peluang usaha sebanyak 118 ribu, dan penambahan penerimaan kas negara sebesar 77 triliun," ungkapnya Rosarita.
Migrasi TV menjadi digital tidak hanya soal pita frekuensi dan kenyamanan menonton, tapi juga keamanan di wilayah perbatasan negara. Ketertinggalan Indonesia terkait digitalisasi TV serta munculnya potensi permasalahan dengan negara tetangga perlu segera diselesaikan, yaitu dengan migrasi ke TV Digital.
Artinya, migrasi ke TV Digital akan menghilangkan interferensi ke negara tetangga. Adanya potensi ancaman bagi masyarakat di wilayah perbatasan terhadap siaran negara tetangga berpotensi akan memudarkan identitas nasional dan juga rasa nasionalisme sebagai bagian dari bangsa Indonesia. Karena itu, dalam konteks penumbuhan nasionalisme maka penyiaran di perbatasan mempunyai peran yang amat strategis untuk itu perlu ditangani dengan sungguh-sungguh.
Editor : Ismail
Artikel Terkait