Melalui program kerjasama Militery Assintence Program (MAP) serta International Militery Education Training (IMET). Indonesia, kata Sahat, mengirimkan tentara untuk mengikuti pendidikan militer di Amerika seperti National Defense University, War College, sekolah staf militer dan seminar-seminar kemiliteran yang diadakan oleh tentara Amerika Serikat. Sejak saat itu juga Amerika menjadi pemasok utama persenjataan tentara Indonesia.
"Hubungan militer Indonesia dan AS kembali terhenti kerusuhan Santa Cruz di Timor Timor pada November 1991. Pada tahun 1995, Amerika menjatuhkan embargo militer kepada Indonesia atas tuduhan pelanggaran HAM ketika peristiwa Santa Cruz tersebut. Dan embargo tersebut berdampak besar bagi militer Indonesia," ucap Sahat.
Sahat menuturkan, dengan berlakunya embargo militer Amerika terhadap Indonesia. AS pernah menghentikan penjualan alutsista buatan mereka kepada Indonesia.
"Termasuk pemenuhan suku cadang bagi peralatan militer. Embargo militer Amerika Serikat terhadap Indonesia berakhir pada tahun 2005 setelah naiknya Soesilo Bambang Yudhoyono sebagai Presiden menggantikan Megawati Soekarnoputri," tuturnya.
"Kami memberi tanggapan positif kepada Panglima TNI Andika Perkasa yang berhasil membawa TNI menjadi militer yang diperhitungkan negara dengan kekuatan militer besar seperti Amerika Serikat, Australia, Jepang dan Singapura. Andika bisa melakukan itu mungkin karena profil Andika Perkasa yang totality military dan bersih dari isu pelanggaran HAM. Bagi tentara Amerika, seorang pimpinan tertinggi militer yang diajak untuk kerjasama, haruslah militer yang bersih dari perbuatan tercela pelanggaran HAM," kata alumni IVLP Amerika Serikat ini.
Editor : Jafar Sembiring
Artikel Terkait