KLB Campak Melanda Medan, 127 Kasus Tercatat hingga Mei 2025

Campak sejatinya dapat dicegah melalui vaksinasi Campak-Rubella. Untuk itu, Dinkes Medan memperkuat pelaksanaan program BIAS di tingkat sekolah dasar dan madrasah ibtidaiyah sebagai upaya pencegahan yang berkelanjutan.
"Program BIAS digelar dua kali dalam setahun yakni Agustus – November dilaksanakan Imunisasi Campak-Rubella untuk siswa kelas 1 SD (usia sekitar 7 tahun). Lalu pada November dilaksanakan imunisasi DT (difteri-tetanus) dan Td (tetanus difteri) untuk kelas 2 SD (usia sekitar 8 tahun). Kemudian November – Agustus dilaksanakan Vaksinasi HPV bagi siswi kelas 5 SD (usia sekitar 11 tahun)," sebutnya.
Untuk mengatasi lonjakan kasus, Dinkes Medan telah menjalankan sejumlah langkah strategis di antaranya meningkatkan sosialisasi dan edukasi kepada orang tua tentang pentingnya imunisasi.
"Mengidentifikasi wilayah zero dose, yakni anak-anak yang belum pernah mendapatkan imunisasi dasar, mengaktifkan kembali layanan imunisasi di seluruh puskesmas dan fasyankes (fasilitas pelayanan kesehatan) hingga melakukan imunisasi aktif dan jemput bola di daerah-daerah dengan cakupan imunisasi rendah," ungkapnya.
Setiap anak, tambah Pocut, memiliki hak atas perlindungan dari penyakit yang dapat dicegah melalui imunisasi (PD3I). Pocut menekankan bahwa vaksin yang digunakan dalam program imunisasi nasional telah terbukti aman dan efektif dalam menekan angka kesakitan dan kematian akibat PD3I.
"Selain memperkuat imunisasi, Dinkes juga mendorong penguatan sistem surveilans PD3I untuk memantau upaya eliminasi dan eradikasi penyakit yang dapat dicegah dengan vaksinasi. Keberhasilan imunisasi memerlukan dukungan kolektif dari semua pihak — pemerintah daerah, tokoh masyarakat, lembaga pendidikan, tenaga kesehatan, hingga media massa,” tutupnya.
Editor : Ismail