iNews.id - Seorang ibu yang berasal dari Ukraina bertemu dengan anaknya di perbatasan Ukraina, peristiwa tersebut pun membuat suasana menjadi haru dan dipenuhi air mata.
Berkat kebaikan orang asing, Anna Semyuk (33), dapat memeluk putra dan putrinya sambil menangis. Ia terdampar di luar Ukraina ketika tank-tank Vladimir Putin masuk ke negara itu.
Melansir The Sun, suami Anna telah membawa anak mereka keluar dari garis tembak ke perbatasan Hungaria, tetapi tidak bisa menyeberang sendiri karena sebuah dekrit.
Dekrit itu menyebutkan bahwa semua pria usia pertempuran harus tinggal untuk membantu mengusir Rusia.
Ia kemudian meminta Nataliya Ableyeva, seorang wanita yang belum pernah dia temui, membawa kedua anaknya ke ibu mereka dan menyerahkan paspor dan nomor ponsel Anna.
Anak-anak menyeberang ke Hungaria untuk mengungsikan diri dari perang. Tak lama kemudian, mereka akhirnya bertemu dengan Anna yang kabur ke Kota Beregsurany dari Italia.
“Yang bisa saya katakan kepada anak-anak saya sekarang adalah bahwa semuanya akan baik-baik saja. Dalam satu atau dua minggu kita akan pulang,” kata Anna.
Anna bukan satu-satunya orangtua yang terpisah dengan anak mereka. Di kota perbatasan terdekat Zahony, Vilma Sugar yang berusia 68 tahun mengatakan, “Putra saya tidak diizinkan untuk datang. Hatiku begitu sakit. Aku gemetar. Saya tidak bisa tenang. Mereka tidak membiarkan dia datang.”
Foto: Reuters
Ratusan ribu orang mengungsi
Momen menyayat hati terlihat ketika ribuan pengungsi melarikan diri.
Antrean sembilan mil terbentuk di penyeberangan. Sejumlah keluarga tampak menunggu hingga 12 jam dalam cuaca dingin.
Lebih dari 120.000 warga sipil telah pergi. Polandia mengumumkan perbatasan 330 mil dengan Ukraina terbuka untuk warga Ukraina, bahkan bagi mereka yang tidak memiliki dokumen resmi.
Wanita, anak-anak dan orangtua tampak tidur di ruang olahraga dan stasiun kereta api. Pada hari pertama invasi, 29.000 berhasil menyeberang. Sampai kemarin jumlah pengungsi telah meningkat menjadi lebih dari 120.000.
“Tetangga Ukraina kami membutuhkan dukungan nyata hari ini,” kata Wakil PM Polandia, Jacek Sasin.
Di Medyka, sebuah desa di perbatasan Polandia, warga Ukraina disambut oleh kerabat saat mereka berhasil menyelamatkan diri.
“Di Lviv tidak apa-apa, tetapi di kota-kota lain benar-benar bencana. Saya merasa aman di sini,” kata Marta Buach (30), dari Kota Lviv di Ukraina barat.
“Saya datang dari Kiev. Saya mendengar ledakan di sebelah gedung saya dan berkemas,” ujar Guru Olha (36), setelah tiba di kota perbatasan Polandia, Przemy.
“Saya merasa aman di sini, tetapi saya tidak dapat membantu kerabat dan teman-teman. Banyak dari mereka dalam bahaya dan tidak bisa pergi secepat itu,”
Polandia juga mengirim kereta ke Ukraina barat untuk membawa yang terluka ke tempat perawatan.
Lebih dari 10.000 pengungsi tiba di Rumania pada hari pertama invasi dan hampir 3.000 mendarat di Slovakia.
Di perbatasan dengan Moldova, di mana sebuah desa tenda bermunculan, kepala pengungsi PBB untuk Eropa Tengah, Roland Scholling, mengatakan situasinya benar-benar memilukan.
Editor : Chris