MEDAN, iNewsMedan.id - Harga CPO belakangan ini masih mampu bertahan di atas level 4.000 ringgit per ton, tepatnya di harga 4.392 ringgit per ton, atau dikisaran $875.68 per tonnya. Namun, harga CPO yang cukup stabil tersebut memberikan kenyamanan bagi para petani sawit, dimana harga TBS di sejumlah wilayah (khususnya Sumut) berada di atas Rp2.000 per kilogram. Harga Rp2.000 itu sudah memberikan keuntungan bagi petani sawit, meskipun tidak terlampau signifikan.
Pengamat Ekonomi Sumut, Gunawan Benjamin mengatakan, jika melihat perkembangan global, harga CPO belakangan ini sempat diuntungkan dengan kebijakan penangguhan ekspor yang dilakukan oleh Rusia beberapa waktu lalu. Dimana, pasca kebijakan tersebut langsung membuat harga komoditas pangan dunia mengalami kenaikan tajam, khususnya komoditas yang terkait langsung dengan penghentian kebijakan ekspor Rusia seperti gandum, jagung dan bunga matahari.
"Untuk harga CPO sendiri yang pada perdagangan pekan lalu sempat menyentuh 3.989 ringgit per ton, langsung melesat di atas level 4.000 ringgit per ton dan bertahan hingga hari ini. Tantangan harga CPO kedepan muncul dari China sebagai konsumen terbesar CPO," katanya di Medan, Jumat (4/11/2022).
Gunawan menjelaskan, meskipun pada kuartal ketiga ekonominya mampu tumbuh melebihi ekspektasi sebesar 3.9 persen, akan tetapi belum menghapus ancaman sepenuhnya seperti pandemi Covid-19 yang bisa saja membuat China kembali melockdown sejumlah wilayahnya.
Disisi lain tren kenaikan suku bunga acuan The FED, ditambah dengan penguatan US Dolar terhadap sejumlah mata uang dunia salah satunya ringgit Malaysia, juga menguntungkan harga CPO. Namun tantangan beserta ancamannya juga tidak kalah besar di tahun 2023 mendatang. Salah satunya adalah ancaman resesi ekonomi global yang bisa menekan permintaan CPO, dan bisa membuat harga CPO relatif mengalami penurunan.
Editor : Jafar Sembiring