Upaya-upaya edukasi, literasi pada pihak sekolah bersama-sama dengan yang lainnya juga kita lakukan. Hal ini bukan tanggung jawab polisi saja tapi ini merupakan tanggung jawab bersama butuh kepedulian dari semua lingkungan.
Pengawasan dan patroli dari pihak kepolisian itu merupakan bagian dari langkahpreventif yang dilakukan oleh pihak kepolisian dengan meningkatkan kegiatan patroli, memberikan teguran-teguran secara langsung di lapangan.
Sementara tindakan yang telah dilakukan pihak kepolisian itu tentu menghalau mereka terutama yang remaja berkonvoi sepeda motor dan akan dibubarkan. Kalau pun ada dari mereka yang melakukan perlawanan tentu ada SOP yang diterapkan terhadap anak-anak seperti itu.
Siswa Bertemu dengan Orang-Orang Luar
Kasus perundungan yang dialami MH tentu mengenjutkan bukan hanya pihak MAN 1 Medan tetapi juga warga Medan lainnya.
Lantas apa sikap Kepala MAN 1 Medan Reza Faisal?
Reza Faizal saat dimintai komentarnya mengaku langsung dihubungi dan diarahkan Kakanwil Kemenag Sumut untuk menjenguk anak korban.
"Sudah kami lakukan saat itu dan kami melihat kondisinya. Kami mendengar langsung kronologi dari korban," ujar Reza.
"Kalau di dalam sekolah tidak ada seperti itu. Namun, kita punya kegiatan ekstra kulikuler sebanyak 33 ekskul dan memang tidak ada yang seperti geng motor," ungkap dia.
Namun, lanjut Reza, memang setelah kejadian ini ternyata anak-anak di luar sekolah bertemu dengan orang-orang luar dan tidak langsung pulang.
"Mereka kadang-kadang berkumpul sama temannya. Dan itu di luar sepengetahuan kita," kata dia.
Pasca kejadian itu, keluarga korban langsung melihat ada luka yang nampak dan pihak keluarga langsung menghubungi pihak kepolisian dan membawa korban ke rumah sakit.
Menurut informasi dari pihak kepolisian pelakunya merupakan alumni dari MAN 1 Medan.
Pasca kejadian itu MAN 1 Medan membentuk tim pencegahan perundungan yang tugasnya salah satunya menyisir anak-anak yang teridentifikasi mengikuti kegiatan kelompok-kelompok yang sifatnya ada kekerasan dan tidak baik.
"Kami juga langsung dibina oleh Kanwil Kemenag Sumut dalam hal ini bidang pendidikan agama," papar Reza.
Reza mengungkap bahwa korban kesehariannya di sekolah seperti anak-anak biasa, datang ke sekolah seperti biasa.
Mulai dari Tekanan Kelompok, Gadget hingga Gep Sosial Jadi Pemicu Solusinya Harus Holistik
Terkait kasus bullying di MAN 1 Medan ternyata banyak faktor penyebabnya. Misalnya mulai dari kondisi sosial yang tidak setara.
" Kasus di MAN 1 itu mungkin karena tekanan kelompok atau juga mereka kurang menyadari dampak negatif yang mereka lakukan. Jadi, hal-hal itu bisa memicu terjadinya persoalan bullying itu dan mungkin karena ketidak cocokan individu juga bisa, banyak faktor kompleks dan bisa juga perbedaan budaya, masalah keluarga dan sebagainya. Jadi kita harus mencari akar permasalahan tersebut. Hal-hal itu bisa berdampak," sebut pengamat pendidikan Kota Medan, Nelly Armayanti, SP. MSP
Nelly menawarkan solusi dari kasus bully ini yakni melakukan pendekatan secara holistik. Artinya, melakukan edukasi, pembentukan komunitas enklusif yang melibatkan heterogen berbagai macam ragam dan dukungan psikologis kalau seandainya individu itu sudah terlibat dalam prilaku bullying tersebut.
"Kejadian ini di luar sekolah, jadi individu si anak itu tidak terlepas dari lingkungan sekolah, lingkungan keluarga. Jadi yang menyebabkan bullying itu berbagai faktor di antaranya kalau di lingkungan sekolah bisa dibentuk dari keluarga ada faktor ketidaksetaraan sosial atau gep lingkungan sosialnya atau gep ekonomi. Jadi, ketika dia sebagai individu di lingkungan sekolah, sebetulnya dia tidak terlepas dari lingkungan rumah juga dan yang sering terjadi kadang-kadang dia tidak bisa membedakan antara identitas di sekolah dengan di luar sekolah," beber Nelly.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta