Dengan pengalaman luas, Megawati mengaku tak sekadar memiliki kemampuan berpolitik saja. Namun juga tahu banyak tentang berbagai isu kehidupan. Itu sebabnya juga Presiden Jokowi memberi banyak penugasan kepada dirinya.
"Kenapa saya disuruh Pak Jokowi jadi BRIN. Padahal saya bilang pak udahlah, capek saya pak, saya udah di BPIP. Beban BPIP itu lebih berat karena ideologi Pancasila. Tapi (akhirnya saya bersedia) BRIN (karena) saya lihat juga research kita nggak jelas. Apa yang sudah (pernah) diriset saya sendiri ndak tahu," ujarnya menegaskan kenapa dirinya bersedia menjadi Dewan Pengarah BRIN.
Namun, kerap kali hal tersebut kurang dipahami dan bahkan dipelintir. Megawati mengatakan, jika ada yang kurang sependapat, sebaiknya langsung mendebat di hadapan dirinya. Masalahnya, kerap kali ketidaksetujuan itu dibicarakan di belakangnya dan bahkan dipelintir-pelintir.
"Kalau mau debat sama ibu, ayo. Jangan bully, udah stop (bully). Jadi datang aja sendiri ke sini. Sini, ngomong apa yang kamu mau ngomong. Ayo wartawan. Lho iya, saya lagi tantang mereka, karena enak aja ngebully orang gitu," tuturnya.
Megawati mengatakan dirinya siap berdiskusi dan berdebat tentang berbagai topik yang dibahasnya. Topik-topik yang kerap disalahartikan hingga menjadi bahan bully di media sosial. Bahkan soal nuklir sekalipun, Megawati siap berdebat.
Bagi Megawati, menghentikan pelintiran dan bully-membully demikian menjadi penting. Apalagi Indonesia akan menghadapi pemilu dalam waktu dekat.
"Iya di sini saya harus ngomong seperti ini, why? Karena sebentar lagi kan mau pemilu. Saya nggak mau digoreng-goreng lagi. Ini pernyataan saya tolong ditulis yang benar," kata Megawati.
Megawati lalu memberi contoh, hal yang biasa dialaminya. Misalnya dalam kegiatan peresmian kebun raya itu. Karena penjelasannya mengenai mangrove di hadapan Kepala BRIN Laksana Tri Handoko yang hadir, maka pemberitaan yang beredar bukanlah substansi penjelasan itu sendiri.
"Nanti pasti saya dibilang gini, ‘Ibu Mega sedang menunjukkan kekuasaan dan kepintarannya, gile he, wartawan itu gorengnya itu enak banget gitu lho. Aih enggak kapok-kapok," kata Megawati.
.
Megawati berharap agar ke depan, wartawan dan media massa memberi perhatian pada isu lingkungan hidup. Dia memberi contoh soal El Nino yang melanda Indonesia.
"Jadi sekarang harus bersiap. Wartawan juga harus menginisiasi kalau El Nino itu kekeringan. Jadi kamu mesti nanya bagaimana nanti kehidupan petani, sawah," ujarnya.
Editor : Chris