Penolakan yang disampaikan kedua kader PDI Perjuangan itu, sambung Sahat, malahan dinilainya merendahkan perjuangan rakyat Palestina sekaligus merendahkan pemerintah Indonesia dan mantan Presiden Indonesia Gus Dur dimata dunia yang secara nyata berupaya membantu kemerdekaan Palestina dengan jalan damai.
"Bagaimana mungkin Pelestina kita bantu merdeka jika tidak ada perdamaian kawasan disana antara Israel dan Palestina. Dalam konteks itu lah seharusnya Ganjar Pranowo membuka ruang bagi mengupayakan perdamaian Israel-Palestina, dan bukan malah menolak kehadiran Timnas Israel yang justru merendahkan Indonesia dimata dunia. Indonesia negara dengan populasi penduduk muslim terbesar didunia yang punya posisi tawar besar dan strategis dimata dunia," tutur Sahat.
Lebih lanjut, dirinya menyampaikan harapannya terkait nasib bangsa Palestina, yaitu kemerdekaan bangsa dan berdaulatnya sebuah negara Palestina dan keadilan bagi seluruh rakyatnya. Palestina, sambung Sahat, merupakan satu-satunya negara yang menghadiri Konferensi Asia Afrika di Bandung pada 1955, yang belum merdeka. Konferensi yang menjadi cikal-bakal Gerakan Non-Blok atau Non-Align Movement atau NAM telah mendorong banyak negara Asia dan Afrika merdeka. Namun kemerdekaan belum dinikmati Palestina hingga saat ini.
Dalam konteks penolakan Ganjar Pranowo dan Gubernur Bali I Wayan Koster atas kehadiran Timnas Israel di ajang Piala Dunia U-20 yang telah disetujui federasi sepakbola dunia atau FIFA dan PSSI, imbuh Sahat, jangan dijadikan arena memancing dikolam politik karena Piala Dunia U-20 adalah ajang olahraga yang menjunjung tinggi sportivitas, bukan ajang politik.
Perhimpunan Pergerakan 98, ujar Sahat, memberi pesan untuk Ganjar Pranowo dan I Wayan Koster agar mencontoh Gus Dur yang berani berdialog dengan Israel bahkan menjadi bagian penting Shimon Peres Institute namun tak membuat Gus Dur khawatir tokoh Islam di Palestina dan tokoh Islam Indonesia alergi dan membencinya.
"Sikap Ganjar Pranowo menolak kehadiran Timnas Israel membuat banyak pihak meragukan bobot kenegarawanannya. Menolak Timnas Israel datang ke Indonesia adalah kekeliruan atas upaya perdamaian dunia, karena misi kedatangan Timnas Israel ke Indonesia sejatinya adalah ajang olahraga yang menjunjung tinggi sportivitas yang bisa dipergunakan sebagai titik masuk perdamaian Israel dan Palestina," pungkas Sahat.
Editor : Odi Siregar