Hery mengatakan dirinya mengetahui kalau istrinya mengandung dua anak kembar siam saat konsul ke Klinik Utama di Kisaran. Saat itu usia kehamilan istrinya 7 bulan.
"Dokternya bilang anak kami ada kelainan dan kembar siam. Diduga hanya memiliki satu jantung sehingga disarankan untuk konsul ke dokter spesialis kelainan anak di Medan," terangnya.
Mengetahui keadaan tersebut, kata Hery kondisi kesehatan istrinya Shofiani semakin lama semakin buruk hingga kurus kering.
"Hingga akhirnya drop dan Hb-nya menurun sehingga harus menerima transfusi 5 kantong darah. Setelah kondisi istri saya mulai membaik, tim dokter melakukan operasi cesar", kenangnya.
Setelah bayi kembar siam mereka lahir langsung dimasukkan ke ruang perawatan intensif yang diawasi tim dokter. Sedangkan ibu bayi kembar siam setelah kondisinya pulih pulang ke rumah mereka di Batu Bara.
"Saat ini kami masih tetap tinggal di RSUP Adam Malik menjaga buah hati kami dengan biaya yang sangat minim," ungkapnya.
Menyinggung kondisi bayi kembar siamnya, Hery Wahyudi mengatakan sejak tadi malam salah satu bayi mengalami drop karena menurut dokter yang merawat kemungkinan disebabkan selang makan menyebabkan luka di lambung.
Untuk jadwal operasi pemisahan disebutkan Hery Wahyudi belum dapat dipastikan. "Saat ini tim dokter melakukan pemulihan kondisi bayi dan melakukan observasi," jelasnya.
Plt Kadis Kesehatan Batu Bara dr Deni Syahputra mengaku terkejut karena baru mendapat informasi hari ini dari wartawan. Begitupun pihaknya telah memerintahkan Kepala Puskesmas Petatal untuk memantau kesehatan ibu bayi kembar siam serta berkoordinasi dengan pihak RSUP Adam Malik.
"Nanti sepulang tugas dari Jakarta saya langsung menuju RSUP Adam Malik," tandasnya.
Editor : Odi Siregar