"Ini bentuk simbolis kami menunjukkan ke Kapolda Sumut yang mungkin tidak di tempat. Kami bermohon kepada Kapolda Sumut tetapi itu sangat mengecewakan. Mereka sudah berdoa di rumah dan ini bukti mereka kami hanya bermohon kepada Tuhan," katanya di Mapolda Sumut.
Kata Dwi, laporan mereka bermula ketika pendeta gereja tersebut menyatakan kalau jemaat yang protes beberapa waktu lalu merupakan jemaat bayaran.
"Terlapor juga disebut pernah mengatakan jemaat merupakan jemaat yang memakan uang gereja," ucapnya.
"Itulah pokok permasalahannya, jadi kita pertanyakan isu yang dibangun ini, selain jemaat bayaran dikatakan juga bahwasanya mereka memakan uang-uang gereja dan diberitakan sehingga masyarakat berasumsi bahwa jemaat itu tidak tahu diri," terang Dwi.
Dwi juga mendesak Polda Sumut membuktikan dulu laporan kliennya jika memang tak terbukti barulah menghentikannya. Jika tidak, mereka berjanji akan melakukan aksi demonstrasi dan akan membawa masa jauh lebih banyak.
"Ini aksi kedua sebenarnya jemaat akan hadir 300-400 orang tetapi karena mengingat permohonan-permohonan bahwa jangan banyak-banyak. Kita kooperatif yang penting aspirasi kami didengar," tandas Dwi.
Editor : Jafar Sembiring