Sayang niat pembenahan dikumandangkan saat mereka dalam kondisi tidak baik.
"Kalaupun hendak memaklumi bahwa saling sikut diantara personil Polri dilevel Mabes saat ini bertujuan untuk kebaikan Polri, lantas, mengapa Kapolri tidak hadir sesuai dengan tupoksinya dalam penataan sikut menyikut tersebut," sebut Iskandar, bertanya.
Pembiaran terhadap kondisi itu sangat vulgar diketahui oleh publik baik melalui pemberitaan dan jejaring media sosial. Pimpinan Polri seakan senang membiarkannya. Malah terlihat seperti seakan-akan menikmatinya.
Jikalau hal itu benar terjadi maka sesungguhnya telah tebentuk pola tatakelola manajemen yang keliru. Pola itu sangat buruk terhadap institusi. Buruk juga bagi personil Polri.
Idealnya pembenahan terhadap apapun dilingkup Polri seperti menyangkut personil, perilaku yang bersifat umum atau penabrak/penyimpang aturan, anggaran, kinerja dan lainnya, itu sesungguhnya merupakan tanggungjawab dari seorang Kapolri.
"Kita berharap sampai akhir tahun ada perubahan yang baik terhadap Polri entah karena manajemen Presiden atau karena kondisi yang terjadi secara alamiah," pungkasnya.
Saran terbaik untuk membenahi Polri maka idealnya Presiden Jolowi meminta Badan Pemeriksa Keuangan untuk melakukan audit Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu (PDTT) dan atau paling minimal audit kinerja yang dilakukan minimal terhadap jenjang/struktur Mabes Polri. Serta tidak perlu sampai ke jenjang Polsek.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta