get app
inews
Aa Text
Read Next : Jelang Pensiun Jokowi Teken Perpres Pembentukan Kortastipidkor Polri, Dijabat Jenderal Bintang Dua

Kasus Sambo Jadi Momentum Perbaikan Institusi dan Kualitas Kinerja Polri 

Sabtu, 26 November 2022 | 09:13 WIB
header img
Hal-hal buruk di lingkungan Polri dinilai sebagai sesuatu bahan yang penting bagi Presiden agar sesegera melakukan pembenahan secara mendasar. Foto: Ist

JAKARTA, iNewsMedan.id - Menilik kasus dugaan kejahatan pembunuhan oleh Ferdy Sambo terhadap ajudannya sampai terungkap hal-hal buruk dilingkungan Polri dinilai sebagai sesuatu bahan yang penting bagi Presiden agar sesegera melakukan pembenahan secara mendasar.

Sekretaris Pendiri Indonesian Audit Watch (IAW) Iskandar Sitorus dalam keterangan tertulisnya yang diterima pada Sabtu (26/11/2022) mengatakan, pengungkapan hal-hal buruk itu disatu sisi seakan terkesan hendak mengotori Polri. 

Namun disisi lain bisa juga hendak mengatakan harus sesegera dilakukan bersih-bersih terhadap institusi.

"Kedua kesan itu hendaknya bisa diramu menjadi simpul oleh Presiden untuk kemudian ditatakelola di lembaga kepresidenan guna meraih kembali simpatik publik terhadap Polri," ujarnya.

Jangan sampai momentum itu hilang sia-sia tanpa nilai tambah terhadap institusi Polri. Disudahi saja pertikaian antar personil di level Mabes Polri entah apapun yang akan menjadi motif penuntasannya. 

Karena saat ini, kata dia, kecenderungan konflik akan melebar sampai ke jenjang di bawah Mabes Polri. 

"Itu semakin terbuka. Itu tentu akan merugikan Polri. Keseluruhan itu tentu akan membuat ruwet pemikiran Presiden," bebernya.

Dia menilai hiruk pikuk personil polisi yang sudah dipecat diketahui publik melakukan kejahatan atau minimal sedang disidang pengadilan, namun belakangan ini malah 'berhasil' memposisikan diri menjadi seperti layaknya polisi yang baik. 

"Personil itu dan atau bagian-bagiannya kini terkesan mampu melakukan tindakan adu domba diinstitusinya. Kondisi itu sangat tidak ideal dari sisi manajemen. Itu sebuah aib besar," sebutnya lagi. 

Jikalau memang motif semua personil Polri yang terseret hiruk pikuk saat ini memang benar hendak melakukan pembenahan, maka pertanyaannya adalah kenapa tidak dilakukan saat mereka belum terseret-seret masalah. 

Sayang niat pembenahan dikumandangkan saat mereka dalam kondisi tidak baik.

"Kalaupun hendak memaklumi bahwa saling sikut diantara personil Polri dilevel Mabes saat ini bertujuan untuk kebaikan Polri, lantas, mengapa Kapolri tidak hadir sesuai dengan tupoksinya dalam penataan sikut menyikut tersebut," sebut Iskandar, bertanya. 

Pembiaran terhadap kondisi itu sangat vulgar diketahui oleh publik baik melalui pemberitaan dan jejaring media sosial. Pimpinan Polri seakan senang membiarkannya. Malah terlihat seperti seakan-akan menikmatinya. 

Jikalau hal itu benar terjadi maka sesungguhnya telah tebentuk pola tatakelola manajemen yang keliru. Pola itu sangat buruk terhadap institusi. Buruk juga bagi personil Polri.

Idealnya pembenahan terhadap apapun dilingkup Polri seperti menyangkut personil, perilaku yang bersifat umum atau penabrak/penyimpang aturan, anggaran, kinerja dan lainnya, itu sesungguhnya merupakan tanggungjawab dari seorang Kapolri.

"Kita berharap sampai akhir tahun ada perubahan yang baik terhadap Polri entah karena manajemen Presiden atau karena kondisi yang terjadi secara alamiah," pungkasnya.

Saran terbaik untuk membenahi Polri maka idealnya Presiden Jolowi meminta Badan Pemeriksa Keuangan untuk melakukan audit Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu (PDTT) dan atau paling minimal audit kinerja yang dilakukan minimal terhadap jenjang/struktur Mabes Polri. Serta tidak perlu sampai ke jenjang Polsek.

Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut