"Total jumlah sampel dalam survei ini adalah 2.181 orang, yang terdiri dari 1090 generasi Z yang sudah dan akan memiliki hak pilih pada pemilu 2024 dan 1.091 merupakan generasi milenial," jelasnya.
Andrey menuturkan, dengan jumlah sampel tersebut, diperhitungkan margin errornya sebesar 2.23 persen dengan besaran tingkat kepercayaan yang mencapai 95 persen. Penelitian ini mengambil data -data penelitian sejak 21 Oktober sampai dengan 3 November 2022.
Hasil penelitian pada survei menunjukkan bahwa 81,7 persen generasi Z dan Y mengakses berita terkait politik melalui media sosial.
"Maka itu partai atau tokoh politik dengan penguasaan konten media sosial yang baik berpotensi untuk menang. Sedangkan Generasi Z dan Y yang mengakses berita politik melalui media mainstream sebanyak 18,3 persen," ucapnya.
Dia menyebutkan, untuk melihat bagaimana pemilih Gen Z dan Y memandang pemerintahan Jokowi memberikan wawasan lebih lanjut tentang keyakinan politik mereka. Dalam survei ini menemukan bahwa sekitar seperempat pemilih terdaftar berusia 18 hingga 23 tahun (22,7 persen) tidak menyetujui bagaimana Jokowi menangani pekerjaannya sebagai presiden, sementara sekitar tiga perempat setuju (77,3 persen).
Editor : Odi Siregar