Dinda Manisha selaku pembicara kedua membawakan sesi Bincang Bersama, yang dimeriahkan dengan adanya pemberian referensi berkain yang lebih modern merasa senang dengan antusias siswa Sultan Iskandar Muda.
"Senang banget, melihat mereka semua semangat, antusias, aku kira tadi bakalan di cueki ternyata engga. Bahkan di luar ekspetasi aku yang tunjuk tangan untuk maju ke depan," tutur Dinda.
Salah satu siswi Sultan Iskandar Muda, Jesenia Hutauruk mengatakan bahwa dalam kegiatan tersebut banyak hal yang didapatnya bahwa banyak jenis kain di Indonesia.
"Jadi tahu kalau kain di Indonesia itu banyak jenisnya. Sebelumnya mengira bahwa kain hanya digunakan pada acara-acara tertentu namun setelah mengikuti campaign ini baru tahu bahwa kain bisa digunakan di kegiatan sehari-hari. Apalagi saya punya ulos jadi ya lebih ingin menampilkan kepada orang," ucap Jesenia.
Tim Waktu Indonesia Berkain (WIB) kampanyekan pentingnya berkain di sekolah Sultan Iskandar Muda, Medan. (Foto: Istimewa).
Sementara itu, Kepala Sekolah SMA Sultan Iskandar Muda, Erisda turut memberikan argumennya terkait campaign ini. Di mana, selama ini mereka berpikir bahwa menggunakan batik merupakan hal yang kuno.
Editor : Jafar Sembiring