Penyebutan Barus
Fakta Barus Kota Tertua di Sumatera Utara, Titik Nol Islam (Foto: Instagram/Wahidin Luthfie)
Nama Barus juga muncul dalam sejarah perabadan Melayu lewat Hamzah Fansyuri, penyair sufi terkenal. Barus juga dikenal dengan nama Pancur, kemudian diubah ke dalam bahasa Arab menjadi Fansur. Dalam buku “Barus Seribu Tahun yang Lalu” yang ditulis arkeolog Perancis, Claude Guillot dibantu beberapa penulis lainnya menyebutkan, Barus termasuk dalam golongan kota-kota kuno yang terkenal di seluruh Asia sejak abad ke-6 Masehi. Di bab terakhir buku itu disebutkan, ada sebuah tempat di perbukitan Barus yang oleh masyarakat setempat perlu mendapatkan perhatian khusus.
Bukti Barus kota tertua di Sumatera Utara juga terilihat dari makam terpencil yang ditandai dengan dua batu nisan vertikal ini dipercaya sebagai makam seorang wali. Yang dimaksud makam “Papan Tinggi” yang memang berada di atas bukit setinggi 215 meter di atas permukaan laut.
Untuk menuju makam itu harus melewati 730 anak tangga. Konon di makam ini, ada sebuah guci yang airnya terus ada meskipun musim kemarau. Namun belakang guci itu pecah karena tidak terawat. Dari sisi bahasa, hampir di setiap batu nisan utama bertuliskan bahasa Arab. Hal ini sangat jarang ditemukan, bukan hanya di Barus tetapi di seluruh Nusantara pada umumnya.
Editor : Odi Siregar