Peringatan Hari Bumi: Menjaga Ekosistem Adalah Kunci Mengatasi Krisis Iklim

Jafar Sembiring
Climate Action Camp "Our Power, Our Planet" digelar GJI bersama LPHD Permata Hijau, JAMM, dan Pemdes Marancar Godang, Tapanuli Selatan. Foto: Istimewa.

Emisi dan Peran Manusia

Panut juga mengajak peserta memahami bahwa emisi bisa berasal dari aktivitas sehari-hari, mulai dari kendaraan, pembakaran, sampah makanan, hingga rokok. 

Jika tidak dikendalikan, emisi menyebabkan peningkatan suhu global yang berdampak pada gagal panen, hilangnya spesies penyerbuk, dan krisis ekosistem.

“Bahkan, perubahan kecil seperti durian yang ‘lagi track’ bisa menjadi tanda terganggunya ekosistem karena hilangnya satwa penyerbuk,” ungkapnya.

Biosfer dan Ekosistem Lokal

Ia menekankan pentingnya ekosistem dan biosfer sebagai penyedia layanan kehidupan manusia—air bersih, tanah subur, hingga hasil perikanan. 

"Contohnya Costa Rica, yang dulu mengalami kerusakan ekosistem akibat eksploitasi besar-besaran, kemudian berbalik arah menjadi negara yang sukses mengelola ekosistem melalui ekowisata," katanya. 

Di tingkat lokal, Panut menyoroti potensi Marancar sebagai wilayah dengan ekosistem unik yang harus dikelola secara bijak dan partisipatif. 

Di pertanian, terdapat istilah 'lagi track'. Misalnya kopi lagi track. Artinya itu produksi lagi kosong, sedikit atau sedang menurun. Bisa jadi ini karena iklim atau ada perubahan dalam ekosistem, mungkin akibat hilangnya spesies penyerbuk. 

"Maka dari itu, mempertahankan keberadaan satwa liar seperti orangutan juga penting dalam menjaga ekosistem," katanya.

Editor : Jafar Sembiring

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 3 4 5

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network