Menurut Khairiah, FJPI Sumut menjadi barometer bagi cabang-cabang FJPI lainnya di Indonesia. Ia menegaskan bahwa masa depan FJPI secara nasional juga bergantung pada keberhasilan FJPI Sumut.
"FJPI Sumut menjadi contoh bagi cabang-cabang lain. Apa yang dilakukan oleh teman-teman di Sumut menjadi perhatian nasional. Bahkan, kongres nasional FJPI menunggu hasil Musda FJPI Sumut," ungkapnya.
Ia juga menyoroti sejarah panjang FJPI yang berawal dari Sumatera Utara, yang kini telah berusia 17 tahun.
"Sejarah mencatat bahwa FJPI lahir dari Sumut. Dalam 17 tahun perjalanan ini, banyak tantangan yang telah kita lalui bersama. Hal yang paling saya banggakan adalah rasa persaudaraan dan saling mendukung di antara anggota," tambahnya.
Ketua FJPI Sumut periode 2022–2024, Nurni Sulaiman, juga menyampaikan laporan pertanggungjawabannya. Ia mengapresiasi dukungan anggota selama masa kepemimpinannya dan mengakui tantangan memimpin organisasi sebesar FJPI.
"Terima kasih atas kepercayaan yang telah diberikan selama saya menjabat. Memimpin FJPI Sumut adalah sebuah kehormatan sekaligus tantangan besar, terutama karena FJPI adalah organisasi besar yang menaungi banyak jurnalis perempuan," ujarnya.
Nurni mencatat bahwa mengambil keputusan yang tidak populer demi kepentingan organisasi menjadi salah satu momen sulit dalam masa kepemimpinannya.
"Dengan semangat integritas dan dedikasi yang tinggi, saya yakin FJPI Sumut akan terus maju dan memberikan dampak positif, baik bagi anggota maupun bagi perempuan di Sumatera Utara," pungkasnya.
Editor : Ismail
Artikel Terkait
