"Seperti tidak padamnya spirit kebangsaan para pendiri UISU yang terus bergelora walau mereka sudah tiada," sebutnya.
Para pendiri UISU, H Bahrum Jamil, SH, H Rivai A Manaf Nasution, H Adnan Benawi, Hj Sariani AS serta Drs Sabaruddin Ahmad merupakan para aktivis, cendikiawan dan pejuang kemerdekaan.
"Mereka mendirikan UISU pada 1951 di usia muda, rata-rata di bawah 30 dengan semangat perjuangan. Karena itu banggalah mahasiswa yang kuliah di UISU, karena UISU merupakan kampus perjuangan," tegasnya.
Asren juga berpesan agar mahasiwa menyontoh 13 tokoh sumpah pemuda, yang disaat mengikrarkan sumpah pemuda berusi 21-26 tahun.
"Pada usia muda itu mereka berjuang dan menyatukan seluruh komponen bangsa, sehingga kemudian dikenang. Ini harus menjadi motivasi," ucap Asren yang juga Kepala Dinas Sosial Provsu dan pernah menjabat Kepala Dinas Pendidikan Provsu.
Pada kesempatan itu juga, Asren Nasution membagikan 100 buku hasil pemikirannya, berjudul "Moderasi Beragama dan Profil Pelajar Pancasila' kepada pengurus STAI UISU Pematangsiantar dan mahasiswa.
Buku ke-8 nya itu, lahir dari pengalaman batin dan empiriknya yang menyatu sebagai prajurit TNI AD dan di lingkungan pendidikan. Juga hasil renungan, pengalaman dan pengamatan kehidupan sosial.
Buku ini, kata Asren, bagaikan mata uang, menyatu dan saling berhubungan Kecerdasan peserta didik dalam memahami moderasi beragama akan semakin memancar dalam profil pribadinya sebagai pelajar yang paham, mengerti dan menikmati makna Pancasila sebagai jati diri kehidupannya dalam pergaulan.
Editor : Odi Siregar
Artikel Terkait