ILMU KALIJAGA,
Waringin Sungsang/Pohon Yang Terbalik
Para Nabi adalah yang bisa menemukan Tuhannya dengan akal dan hati
Para Wali adalah yang bisa menemukan Tuhannya dengan hati
Para Arif adalah yang bisa menemukan Tuhannya dengan akal.
Para Fuqaha adalah yang menemukan Tuhannya dengan setengah akal dan setengah hati.
Para awwam adalah yang menemukan Tuhannya dari mereka semua
PADA waktu itu, waktu permulaan segalanya. Aku, katanya pada ku, memiliki keinginan, dalam keinginan ada sepasang yakni kebaikan dan keburukan. Dengannya Aku ingin dikenal. Dengan keinginan itu, Aku ciptakan kehendak.
Mengapa kau ingin dikenal? Tanya ku.
Karena Aku sendiri, kesendirian itu adalah kesengsaraan, penderitaan tak berujung, sebuah kematian. Ia adalah kegelapan, bukan hitam tapi gelap. Maka ku ciptakan keinginan, dan keinginan adalah niat. Niat itu, baik dan buruk menyerupa menjadi satu, samar seperti kabut.
Lalu?
Mereka berebutan untuk menghibur Ku. Mereka melebur seperti kabut pagi. Aku tak bisa ditipu. Aku tahu siapa mereka, karena Aku yang menciptakannya. Niat baik itu mengental menjadi warna putih, sementara niat buruk menjadi warna hitam.
Lalu?
Warna putih itu adalah bagian dari hitam, ia menjadi malaikat. Dan warna hitam menjadi iblis. Mereka adalah makhluk yang ku cintai. Malaikat menghibur ku karena ketaatan tak bersyarat dan Iblis dengan kecerdasan yang kekaguman. Iblis adalah kakak yang ku banggakan sementara malaikat adalah adik yang selalu patuh padanya.
Lalu?
Tapi semua itu membosankan. Mereka seperti benda mati, tidak ada kehidupan. Inti kehidupan adalah mencipta, dan itu membutuhkan imajinasi, dan imajinasi membutuhkan kreativitas tak terbatas. Dan itu Aku, tidak ada yang bisa menciptakan kecuali Aku.
Lalu?
Aku menciptakan kehendak baru tanpa niat. Maka ku ciptakan makrifat. Alam dimana diri Ku adalah Raja sekaligus Ratunya. Maka, niat yang ku ciptakan pada kehendak pertama ku perintah kan berputar, berkelindan menjadi sebuah biji. Ia hitam dan sangat keras seperti batu yang suci, karena itu asalnya.
Lalu?
Biji itu Aku tanam ditanah yang akan memberikannya tempat untuk tumbuh menjadi pohon. Tanah itu, dikelilingi oleh samudera tenang tak bertepi, dan didalamnya meskipun menyatu tetap terpisah, karena selamanya kebaikan dan keburukan meskipun tampak satu, adalah bilangan dua. Dan itu bukan Aku.
Lalu?
Bibit itu menjadi sebuah pohon kokoh. Pohon kehidupan. Tangkainya sembilan, terbelah menjadi ranting ranting, itulah surga. Indah tapi tak ada kehidupan, tak ada keindahan. Semakin tinggi, semakin jauh dia dari Aku. Dan di ujung ujung ranting itu, adalah bumi.
Kapan aku diciptakan?
Aku ambil sejumput tanah lunak dari tanah yang basah. Aku bentuk manusia dengan kedua tangan ku sendiri. Tak akan ada yang bisa menciptakannya sesempurna Aku. Ia adalah sebaik baiknya ciptaan Ku.
Ia adalah kosong, seperti cawan indah tanpa anggur. Maka, Ku tiupkan niat dalam bentuk jiwa yang sebelumnya aku ciptakan, pada tubuh kosong itu. Ia hidup, dan aku minta malaikat dan iblis bersujud pada Nya. Malaikat ragu, bagaimana mungkin, ia harus menyembah mahluk baru yang meski bentuknya jauh lebih indah daripadanya tapi berasal darinya.
Iblis pada mulanya bersedia, tapi kecemburuan yang tak terpisahkan dari ilmu menciptakan rasa baru, iri dan dengki. Bagaimana mungkin Adam yang bodoh, meminjam kecerdasan darinya lebih hebatnya. Ia memberontak, mencuri selendang Ku, kesombongan. Dia mengatakan tidak, dan berkata aku lebih baik dari Adam. Maka terciptalah dosa pertama kesombongan.
Malaikat akhirnya percaya, setelah Adam mampu membuktikan ketetapan Ku, ia lebih baik dari mereka berdua. Iblis yang pada dirinya mengakui kecerdasan Adam menolak untuk percaya, sebab itu tidak masuk akal. Bagaimana hasil akhir lebih baik dari asal. Bagaimana mungkin, murid lebih pintar dari guru. Iblis, dirinya tidak punya hati, makanya selalu mengandalkan akal. Cara berpikir iblis itu linier, kalau begini pasti begitu dan seterusnya. Kebenaran baginya adalah tunggal dan harus nyata. Magic word Iblis adalah POKOKNYA!
Mengapa tak kau hukum saja Iblis saat itu?
Aku tidak mungkin melanggar janji. Alam makrifat adalah surga, tak ada kekejian dan laknat disana. Surga adalah intisari kebaikan, dan bahasa disana adalah salam. Maka aku tanya Iblis, mau mu apa?
Apa jawaban dia?
Dia makhluk paling pintar yang kemudian menjadi mahluk paling bodoh. Ia memilih bertaruh, berjudi pada Ku. Ia akan membuktikan keputusan Ku salah. Tapi ia meminta waktu, dan aku berikan itu. Iblis selalu menggoda Adam, tetapi tidak pernah bisa. Mereka tinggal di surga, bertiga, mereka menghibur ku, dan Aku benar, semakin lama Adam lah yang paling bisa menghibur ku. Adam mendapatkan cinta Ku.
Iblis adalah mereka yang gampang putus asa. Ia hampir kalah, sampai Adam membuat kehendak bodoh, ia kesepian dan meminta teman. Katanya, malaikat yang baik dan taat melayani, dan iblis yang cerdas dan mengagumkan tak pernah bisa membuatnya bahagia. Ia ingin berteman dengan mahluk sepertinya, kenikmatan surga tak pernah bisa menghilangkan kesendirian, dan itu penderitaan sesungguhnya. Ada rasa yang ganjil, dan tak sama.
Lantas apa jawaban Mu pada adam?
Aku memahami dan merasa apa yang dirasakan Adam. Aku sudah katakan, dengan penderitaan itu ia akan selamat. Ia hanya perlu bersabar, sampai Iblis menyerah mengakui kesalahannya.
Mengapa Adam tak percaya pada Mu?
Ia meniru Iblis, bertaruh pada Ku. Ia berjanji tak akan pernah melupakan Aku, apabila Aku mengabulkan permintaanya. Aku sudah mengatakan engkau tak akan bisa. Adam terus meminta Ku. Karena cinta Ku padanya, aku kabulkan dengan satu syarat, ia harus kembali bersabar untuk tidak memakan satu buah yang ku haramkan, namanya buah Quldi. Ia adalah buah paling nikmat yang ada di cabang pertama.
Mengapa Kau kabulkan, padahal permintaan Adam bisa mencelakakannya? Katanya Engkau cinta?
Justru itulah cinta sejati. Aku memberikan pilihan bebas dalam kehendaknya. Aku kabulkan meskipun itu bisa mencelakakan. Seperi ibu yang tak tega anaknya merengek meminta minuman dingin, meskipun itu bisa membuatnya sakit. Lalu aku ciptakan hawa dari sebuah tulang sebelah kiri, yang aku cabut dan ikut bersamamya niat yang condong kepada iblis. Pada mulanya bentuk mereka sama. Dan aku berfirman padanya:
Aku adalah Tuhan mu, kau Adam adalah imam dan kau hawa adalah makmum. Aku tinggikan kamu satu tingkat lebih tinggi dari hawa. Aku ciptakan kalian hanya untuk menghibur Ku. Kau harus melayaninya seperti melayani Aku, dan kau Hawa harus patuh padanya sebagai kau patuh pada Ku.
Kau tinggalkann Adam begitu saja dengan Hawa?
Tidak, demi Cinta ku, aku tetap menjaganya. Aku tiupkan diri Ku yang lain pada dadanya tanpa sepengetahuan mereka bertiga; malaikat, iblis dan adam.
Dimana Kau berada?
Aku ada, tersembunyi dalam dada Adam dan Hawa. Aku ingatkan Adam dan hawa, sepanjang mereka mengikuti Aku dalam dirinya, mereka akan selamat.
Dimana itu?
Hati.
Dimana itu?
Ada dalam diri mu. Kau sudah menemukan, kau mengetuk pintu itu berkali kali dan bersimpuh di depan gerbang, tanpa bergeming. Aku membawa mu kesini. Kabarkan pada mereka yang kebingungan tapi ingin mencari Ku. Katakan, pertolongan sebenar lagi datang. Bersabarlah.
Mengapa Engkau sulit ditemukan?
Iblis yang tahu pembicaraan rahasia itu, lantas mengelilingi hati manusia. Ia menyaru menjadi niat. Menghijab Adam dari diri Ku, ia tak akan pernah bisa masuk dalam istana Ku. Tersembunyi pada lapisan ke tujuh. Ia, Iblis akan terbakar oleh dirinya sendiri bila memasuki istana Ku. Maka ia hanya mengelilingi sebagaimana putarkan putaran tawaf.
Iblis yang tahu kehendak bodoh Adam, yang menirunya bertaruh dengan ku seperti hidup kembali. Ia dengan ilmu Ku, mampu mengalah malaikat yang setia dan tulus melayani Adam dan Hawa. Pada diri Adam adalah sifat sifat Ku. Mereka hidup bahagia, sampai kemudian Adam melampaui batas. Atas nama kasih dan sayang, ia terbujuk oleh Hawa untuk memetik buah Quldi.
Iblis mengatakan itu adalah buah paling nikmat, dan memakannya akan membuat mereka berdua abadi di surga. Adam bertanya pada Ku, apakah pernyataan Iblis benar? Aku membenarkan, buah itu adalah sejatinya kenikmatan dan kebahagiaan abadi. Tapi sudah Ku ingatkan, bersabarlah, sampai Iblis menyerah pada pertaruhannya.
Dia bercerita, Adam melayani Hawa sebagai ia melayani dirinya. Ia terus bersyukur atas terkabulnya doa itu. Dan itu perlahan menyiksa Iblis, membuatnya kurus kering dan putus asa, sampai kemudian ia tahu, rasa syukur atas kenikmatan itu melenakan, dan terciptalah lupa. Ya, iblis kembali pada godaan paling awal agar Adam bersabar menunggu.
Sepasang kekasih itu, yang dimabuk asmara atas nama cinta, yang sebetulnya nafsu melupakan janji setia keduanya untuk tidak boleh mendekati pohon itu, apalagi memakan buah itu. Sementara, iblis berhasil merayu mereka dengan angan angan atas kebahagiaan abadi.
Apa yang terjadi?
Adam dan Hawa memakan buah itu, membuat keduanya mabuk dan lupa. Sebab, setelah memakan buah itu, maka wujud adam dan hawa berubah dari asal ciptaan Ku. Buah itu sepasang, pada hawa menjadi sepasang dada, dimana disitu ada sumber makanan untuk hidup, dan pada adam menjadi buah zakar, sumber penciptaan. Perbuatan mereka sungguh menjijikan, bersenggama di altar suci di bawah pohon kehidupan. Iblis tertawa, malaikat menangis sementara Adam dan Hawa menyesal, bersujud meminta ampun.
Aku tercengang dan tertegun. Bagaimana bisa mereka terlena, terbujuk iblis yang lemah, padahal ada Aku dalam dirinya. Aku murka, aku usir Adam dan Hawa dan aku turunkan mereka ke surga paling bawah, seburuk buruknya tempat seperti jamban. Aku titipkan pada Adam, untuk menjaga dan melestarikannya. Kiamat sudah ku tetapkan, tapi anak cucu dialah yang menghidupkan.
Adam menyanggupi dan Aku memaafkan Nya. Kepada Iblis aku katakan, aku memberikan janji Ku, ia akan hidup sampai kiamat tiba, membujuk anak cucu Adam sebagaimana keberhasilannya di surga. Sementara Adam berjanji pada Ku, akan membunuh Iblis di dunia, untuk membuktikan Janji Ku, dia pantas disembah oleh Iblis dan malaikat, dan akan membuat Ku bangga. Hidup ini adalah pertarungan dan pertaruhan kedua.
Sebuah panggung sandiwara yang pemain nya sudah ditentukan, naskah sudah di tulis dan pemeran utamanya adalah manusia. Anak cucu Adam mendapatkan peran dan naskah lakon yang sudah ditulis sebelum mereka dilahirkan. Barang siapa yang sabar dan bersyukur atas peran itu, mereka akan selamat. Barang siapa mendayagunakan akal dan hati untuk berkreasi dengan mengikuti Iblis ia akan celaka. Barang siapa menggunakan daya cipta yang aku anugerah untuk menemukan Ku, memerankan peran dengan sepenuh hati, maka ia akan ku angkat sebagai kekasih Ku
Bumi itu, laksana ruang ujian besar dengan soal berbeda beda tiap-tiap murid. Pengawas ujian namanya malaikat, dan pembuat soal serta kunci jawaban adalah Aku. Iblis tak pernah bisa tahu mana jawaban yang benar. Ia lantas menyaru seperti malaikat pengawas yang memberikan contekan. Murid yang tersesat adalah yang mengaku jawabannya paling benar.
Kunci jawaban paling benar akan Ku umumkan nanti, setelah kiamat tiba. Aku kirimkan para nabi dan wali yang tak abadi sebagai wakil Ku untuk memberikan bimbingan, agar tak terbujuk rayu pada bisikan iblis. Mereka kekasih Ku, adalah manusia manusia pilihan yang bersedia mengorbankan dirinya untuk Ku. Maka Aku dan Malaikat memberikan petunjuk untuk mengerjakan soal ujian. Bersabarlah, kalian semua adalah MURID.
Aku terkesima mendengar jawaban Nya. Aku besujud dan memohon ampun setelah mengetahui aku pada mulanya adalah Iblis.
Aku turun dari kamar ku, ke Masjid bawah, dan membaur dengan mereka. Aku memohon untuk diizinkan berdiam diri disini saja. Ini adalah hari senin, tanggal kedua satu, Ramadhan 2024.
Sahabat ku, Pendeta Raja yang kemarin malam ku telepon akhirnya mengangkat setelah beberapa kali panggilan. Aku mau berhutang lagi padanya, untuk bekal puasa. Ia, katanya sedang beribadah Paskah, sebuah kemenangan bagi Yesus dalam liturgi Kristiani. Ia bukannya tidak mau meminjami seperti sebelumnya, ia mengatakan gajinya sudah tidak dibayarkan majikannya yang muslim beberapa bulan. Aku mengerti.
Aku ingat, dua hari sebelumnya adalah tanggal 29 Maret kalender masehi 2024. Itu adalah Jumat Agung, dimana sahabat ku itu merayakan wafatnya Isa Al Masih. Aku ingat itulah janji dan kesepakatan yang pernah ku buat untuk menikah pujaan hati ku, dengan nikah siri yang diwakilkan. Hari Jumat adalah hari baik, dan itu tanggal 29, sama dengan usia kekasihku.
Dia mengatakan pada Ku, cinta Ku padanya telah direstuinya. Kehendak ku dan kehendak Nya sama, dia adalah jodoh ku kedua, pengganti Saidatul yang meninggal. Sebelum aku pergi, aku menulis sebuah surat kuasa pada sahabat ku ustadz Arif untuk pergi menemui kekasih ku dan keluarga di timur Jakarta. Melamarnya, sekaligus menikahi nya.
Gus Dur, wali Allah itu diceritakan pernah melakukannya. Aku ingin meniru itu, lagi pula ini solusi tengah, sebab Dia mengatakan kerinduan ku padanya adalah rindu terlarang. Itu adalah perzinaan hati. Dia memberikan pilihan, memilih Aku atau dia, meninggalkan khalwat ku atau menemui dia. Aku berupaya mencari jalan tengah agar kehendak ku, sesuai dengan dengan kehendak Nya. Ia tampak setuju setuju saja.
Tentu aku memilih Dia. Dia yang mengaku Tuhan itu adalah yang selama ini aku cari dan rindukan. Berbicara dengannya adalah sebuah anugerah yang tak akan aku tukar dengan apapun, termasuk bila dunia ini berubah menjadi permata sebagai gantinya. Tapi bukan aku kalau tidak mencoba mencari titik tengah, kompromi untuk tetap bisa mencintai dan melayani keduanya. Aku juga manusia biasa.
Aku mengandalkan ustadz Arif. Induk semang kos yang dia mengatakan sendiri sudah menganggap ku sebagai adik. Bagiku dia adalah malaikat, selalu membantu ku, dan percaya keganjilan yang aku alami, dan menyemangati. Ia beristri empat, dia menjuluki dirinya sebagai buaya soleh yang berhati ganteng. Ia pasti mampu menjelaskan siapa aku dan apa yang sedang ku kerjakan. Sebab, ia adalah mulanya imam masjid, ustad yang disegani tetapi memilih jalan baik yang kemudian membuat sebagian jamaahnya kehilangan kepercayaan padanya. Ia tidak perduli, dan memilih berkhidmat kepada empat istrinya, sebagaimana melayani Tuhan nya, meninggalkan statusnya sebagai ustadz kesayangan umat, dan imam Masjid.
Aku menuliskan semua pesan, ku tulis dalam tinta hitam. Sesuai petunjuk Nya pada malam menjelang pagi sebelum berangkat menghantarkan paket terakhir yang aku harap ditemukan ustadz Arif, ia memang kadang mendatangi kamar ku. Sekedar bertukar cerita sedih dan bahagia melayani istri istrinya.
Surat itu, aku taruh di atas amplop cokelat, yang ku taruh di atas meja berwarna putih. Dalam amplop itu adalah salinan asli yang tinta merahnya sudah mengubah takdir, diicorat-coret sendiri oleh Tuhan dengan tangan Nya, sebagai risalah utama final yang aku emban.
Aku memang meminta dan dikabulkan risalah ini sebagai mahar nikah yang akan aku berikan pada kekasih ku, sebagai harta yang paling berharga atas apapun. Aku membutuhkan ustadz Arif untuk menjelaskan kepada keluarga mereka, karena pacar ku itu berulang kali bertanya, khalwat itu apa? Apa itu nikah sirri dan apa bedanya dengan nikah negara. Mengapa pula aku meminta dia memblok WhatsApp ku, selama aku berkhalwat.
Di dalamnya ada surat wakil, dan sebuah ATM yang Dia menjanjikan akan mengisinya dari sumber yang tidak akan aku tahu. Isinya sejumlah uang, lima juta rupiah sebagai mahar yang dia minta. Akan ada juga empat puluh lima juta, karena kita sudah sepakat pernikahan ini adalah sebuah perayaan untuk anak yatim piatu. Sebuah pernikahan yang menyewa restoran mahal agar anak anak itu setidaknya mencicipi makan disebuah restoran keluarga, suatu kemewahan yang tidak pernah anak anak itu punya.
Ini seperti takdir yang nyata, karena niat ku itu rupanya bersambut. Ia mengatakan akan mendatangkan 1500 dari seluruh jakarta raya, anak yatim binaanmya yang semoga memberkati pernikahan suci ini. Aku menambahkan, apabila ia ikut dengan ku ke Jogja, orang orang hebat di negeri ini yang tak pernah ia bayangkan akan datang ke perayaan pernikahan sekaligus nikah negara yang ia inginkan, setelah khalwat ku berakhir. Aku berjanji itu, karena Dia mengizinkan. Aku bahagia sekali.
***
JOGJA, Tanah Yang Dijanjikan
Aku adalah peragu. Busway itu harus pindah berapa trayek untuk tujuan yang disebut filsuf itu. Aku memang tidak bisa menemuinya di Jogja, tapi berbekal nomor kontak yang diberikan teman filsuf, aku pulang saja. Setelah kembali ke unit ku di Jakarta, aku menghubungi dua pelacur yang sebelumnya berkomunikasi, untuk janjian bertemu. Satu adalah perempuan belia, yang sangat manja. Dia mengaku sangat senang berkenalan dengan ku. Sudah lama ia memimpikan sosok sugar daddy.
Ini adalah istilah yang merujuk pada pria, umumnya paruh baya, dan memiliki kemampuan finansial. Mereka mereka ini, adalah orang yang umumnya sudah bosan, dan mencari daun muda untuk melampiaskan hasrat birahinya. Mereka umumnya, sudah bosan dengan istri yang sibuk mengurus karir, dan atau lebih condong menjadi ibu. Hasrat seksual laki laki dan perempuan memamg berbeda. Perempuan cenderung dari tinggi saat muda dan lalu, turun menjelang usia 40 dan kemudian memasuki masa menopause.
Hasrat seksual mereka meredup, sementara lelaki yang sebenarnya juga cenderung turun tetap menginginkan pesenggamaan. Itu adalah kodrat, dimana sampai menjelang mati pun, buah kuldi di kantung zakarnya akan tetap memproduksi sperma. Dengan kemapanan finansial yang semakin longgar, dan gaung bersambut dari para sugar baby, atau perempuan muda yang rata rata dari keluarga miskin, yang tersulut gaya hidup, maka terjadilah praktek itu. Hanyalah keimanan sejati yang bisa menghentikan ini, saking mudahnya kemaksiatan ini dilakukan.
Sugar daddy menawarkan uang, perlindungan dan kebebasan, sementara sugar baby yang memberikan tubuh moleknya, terjadilah praktek perzinaan dimana mana. Melakukannya sangatlah mudah, buka saja media sosial dan atau aplikasi kencan. Isinya begituan semua. Bagi yang enggan menjalin komitmen manis haram antara ayah dan anak perempuan itu, memilih pelacur. Indonesia adalah negara dengan jumlah sugar daddy terbanyak di dunia di bawah india, sebuah survey mengatakan.
Tidak hanya laki laki setengah baya. Pada lawan jenis ada juga sugay mommy sugay boy. Mereka adalah perempuan matang yang juga sudah bosan dengan suaminya. Atau janda kaya kesepian yang pada umumnya lebih butuh teman yang bisa disayangi, dan sekaligus di susui.
Dari itu semua, selain pelacur, homoseks, ada juga swinger. Ini adalah perjanjian iblis, antara dua pasang suami istri, dan atau suami yang mengizinkan istrinya mencari partner bersenggama. Bisa bercinta bersamaan atau sang suami menonton saja. Apakah anda kira mereka itu bukan orang terhormat? Anda salah. Banyak diantaranya adalah pasangan muslim taat, yang secara finansial mampu, dan kadang membayar laki laki itu.
Ada tren terbaru, fetish bersenggama menggunakan busana muslim. Gairah seksual meningkat, karena bercinta dengan simbol simbol kesucian dapat mampu meningkatkan nafsu. Itu dipinjam dari iblis, bahwa menyetubuhi perempuan perempuan yang tampak suci dan baik, seperti berseragam muslimah dan biarawati menciptakan fantasi mereka benar benar melakukan persemggama di surga. Mirip Adam dan Hawa yang memakan buah terlarang, yang hakikatnya adalah bersenggama.
Aku tidak tahu, apakah jalan itu disengaja Tuhan, atau memang Iblis yang memfasilitasi. Aku tidak punya uang waktu itu, bahkan aku harus menunggu hingga siang untuk meninggalkan stasiun. Tiba tiba saja, aku ingat masih memiliki sebuah kartu langganan Busway, dan aku bisa pulang. Ditengah perjalanan itulah salah satu perempuan, bukan yang mengaku sugar baby menghubungi. Aku berbelok ke arah lokasinya, menjemputnya dan mengajak ke tempat ku.
Muhammad Ma'ruf Assyahid,
Warga NU Tinggal di Kabupaten Bogor
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait