Para senior yang memiliki masalah perilaku dan harga diri yang rendah, cenderung membutuhkan penghormatan penuh dari juniornya. Mereka cenderung menggunakan kekuatan dan kekerasan secara fisik untuk mendapatkan penghormatan tersebut.
Perilaku yang agresif menunjukkan bahwa mereka memiliki kemampuan mengontrol diri yang rendah sehingga mudah marah. Mereka menggunakan kekerasan dan dominasi.
Pola perpeloncoan inilah yang kemudian sering menimbulkan siklus perundungan yang terus berulang.
Mereka yang awalnya merupakan korban perundungan ketika masih menjadi junior, kemudian berubah menjadi pelaku ketika berada pada posisi senior. Ada pola balas dendam atas apa yang pernah mereka alami sebelumnya.
Pada kasus pelajar putri, jenis perundungan juga perlu diwaspadai. Meskipun mereka jarang menggunakan perundungan secara fisik, namun jenis perundungan yang sering terjadi berbentuk verbal maupun sosial, misalnya dengan mengucilkan temannya.
Kesemua jenis perundungan ini sangat berpengaruh buruk bagi perkembangan mental mereka yang mengalaminya, baik sebagai pelaku, korban, bahkan sebagai penonton (bystander) sekalipun. Itu sebabnya gerakan sekolah anti-perundungan harus segera diwujudkan. Sekolah terbukti menjadi tempat terjadinya perundungan yang paling sering terjadi.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
MAN 1 Medan Bullying mention Wali Kota Medan Kabid Humas Polda sumut Kombes Pol Hadi Wahyudi Kepala MAN 1 Medan Reza Faisal Kanwil Kemenag Sumut Nelly Armayanti pengamat pendidikan Kota Medan irna minauli Direktur Minauli Consulting pola pengasuhan KALEIDOSKOP 2023 Tekanan Kelompok Holistik Tindakan Agresif siswa Geng motor Sikap Permisif Teknologi Komunikasi #polrestabes medan
Artikel Terkait