Waspada Stunting! Cegah Sejak Dini dengan MP-ASI Bergizi

Jafar
Waspada Stunting! Cegah Sejak Dini dengan MP-ASI Bergizi. (Foto: Istimewa)

STUNTING (balita pendek) merupakan permasalahan gizi di Indonesia  yang masih menjadi prioritas karena hal ini mempengaruhi kualitas sumber daya manusia. Stunting merupakan kondisi dimana tinggi badan seseorang lebih pendek dari anak seusianya. Oleh karena itu, sangat penting bagi setiap orang tua untuk mengetahui status gizi balitanya. Perlunya perhatian lebih terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak didasarkan pada kenyataan bahwa gizi buruk pada masa emas ini bersifat irreversible (tidak dapat diperbaiki).

Menurut UNICEF, stunting didefinisikan sebagai persentase anak usia 0-59 bulan yang tinggi badannya kurang dari minus dua (stunting sedang dan berat) dan minus tiga (stunting kronis) menurut standar tumbuh kembang anak keluaran WHO. Perlambatan pertumbuhan pada anak kecil seringkali tidak dilaporkan. Dimana Orang tua/keluarga biasanya merasakan penurunan tersebut ketika balita berusia dua tahun atau lebih, jika tinggi badan anak berada di bawah tinggi normal untuk anak seusianya.

Dampak jangka panjang dari stunting dapat menyebabkan penurunan produktivitas, penurunan kesehatan, peningkatan risiko penyakit degeneratif seperti diabetes, penurunan prestasi akademik, dan peningkatan kerentanan terhadap penyakit tidak menular. Anak-anak yang mengalami stunting sebelum usia 2 tahun juga memiliki hasil emosional dan perilaku yang lebih buruk pada masa remaja akhir. Oleh karena itu, stunting membuat buruknya kualitas sumber daya manusia yang kemudian berdampak pada pengembangan potensi suatu bangsa.

Kurangnya asupan gizi yang baik dapat menyebabkan gizi buruk/malnutrisi pada anak yang pada akhirnya meningkatkan angka kesakitan dan kematian. Malnutrisi pada bayi mempengaruhi perkembangan fisik dan mental. Dimana anak cenderung lebih pendek dan kurus dibandingkan anak-anak yang sehat, dan pada saat mereka memasuki usia sekolah, kecerdasan mereka menurun dan mereka tidak mampu menunjukkan keterampilan. Gizi memegang peranan penting dalam siklus hidup manusia. Pada bayi dan anak kecil, kekurangan gizi dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan yang jika tidak ditangani sejak dini akan berlanjut hingga dewasa.

Seiring bertambahnya usia bayi Anda, kebutuhannya semakin meningkat, sehingga asupan energinya pun harus ditingkatkan untuk mendukung tumbuh kembangnya. ASI hanya memenuhi 60% kebutuhan bagi bayi usia 6 hingga 12 bulan. Sisanya harus dilengkapi dengan makanan yang cukup jumlahnya dan bergizi. Oleh karena itu, bayi berusia lebih dari 6 bulan memerlukan tambahan gizi lain yang dapat diperoleh dari MP-ASI, pemberian MP-ASI yang memadai secara kualitas dan kuantitas penting untuk pertumbuhan fisik dan perkembangan kognitif anak yang meningkat pesat selama masa periode ini.

Syarat Pemberian MP-ASI 

1. Tepat waktu
MP-ASI diberikan mulai usia 6 bulan. MP-ASI diberikan karena ASI saja sudah tidak dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi.

2. Adekuat
Pemberian MP-ASI harus mempertimbangkan usia, jumlah, frekuensi, konsistensi/tekstur, dan variasi makanan. Variasi makanan MP- ASI terdiri dari :

• Makanan Pokok : beras,biji- bijian, jagung, gandum, sagu, umbi, kentang, singkong, dll

• Makanan sumber protein hewani : ikan, ayam, daging, hati, udang, telur, susu, dan hasil olahannya. Pemberian protein hewani dalam MP-ASI diprioritaskan. Selain itu sumber protein nabati mulai diperkenalkan, yang terdapat dalam kacang-kacangan (Protein nabati) : Kedelai, kacang polong, kacang tanah, kacang hijau, dll.

• Lemak diperbolehkan dari proses pengolahan misalnya dari penambahan minyak, santan, dan penggunaan protein hewani dalam MP-ASI.

• Mulai perkenalkan buah dan sayur mengandung vitamin A dan C : jeruk, mangga, tomat, bayam, wortel, dll.

3. Aman
MP-ASI disiapkan dan disimpan dengan cara yang higienis, diberikan menggunakan tangan dan peralatan yang bersih.

4. Diberikan dengan cara yang benar,

• MP-ASI diberikan terjadwal/ secara teratur (pagi, siang, sore/ menjelang malam)

• Lama pemberian makan maksimal 30 menit.

• Lingkungan netral (Tidak sambil bermain atau menonton TV)

• Ajari anak makan sendiri dengan sendok dan minum dengan gelas

• Membersihkan mulut hanya setelah makan selesai 

Penulis : Yuni Sara Br Ginting, S.Gz / Mahasiswi Profesi Dietisian Universitas Esa Unggul


Editor : Odi Siregar

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network