Namun, cerita ini tak berakhir di sana. Patih Marahamat Siregar terus mengukir jejak. Ketika Pemerintah Pusat memerintahkan pembentukan Komite Nasional Indonesia Daerah (KNID), Marahamat menjadi Asisten Wedana (jabatan setingkat camat) untuk Wilayah Barumun Raya. Wilayah ini meliputi kawasan Barumun, Barumun Tengah, Sosa, dan Sosopan, yang saat ini dikenal sebagai Kabupaten Padang Lawas.
Peran sebagai Camat Barumun Raya Pertama (1945-1952) membentuk pribadinya menjadi sosok pemimpin tegas, pemberani, sederhana, dan dermawan. Meski bayang-bayang Belanda terus mengintai, Patih Marahamat Siregar mengabdikan diri untuk republik. Bahkan, ia lebih memilih berbagi daripada memanfaatkan pendapatan pribadinya saat masa-masa revolusi kemerdekaan. Ia rutin mendistribusikan beras dan kebutuhan pokok kepada warga Barumun Raya yang hidup dalam keterbatasan.
Namun, tidak berhenti di situ. Marahamat juga turut mendukung dan membiayai gerakan laskar-laskar rakyat dalam perjuangan mengusir penjajah dari tanah air.
Warisan perjuangan Patih Marahamat Siregar berlanjut hingga peristiwa Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia atau PRRI bergejolak. Meski mayoritas tokoh dan intelektual dari Mandailing dan Tapanuli Selatan mendukung gerakan ini, Marahamat tetap kokoh dalam garis republik dan mendukung Pemerintahan Presiden Soekarno.
Kisah ini tak berakhir di wilayah Barumun Raya. Patih Marahamat Siregar yang wafat di Jakarta pada 3 September 1971, memiliki warisan perjuangan yang terus bersinar. Setelah Menjabat sebagai Camat Barumun Raya pertama, Marahamat melanjutkan pengabdian sebagai pejabat pemerintahan di lingkungan Kabupaten Tapanuli Selatan, antara lain Camat Kota Padangsidimpuan, Sekretaris Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan, dan Bupati Yang Diperbantukan di Wilayah Tapanuli Selatan.
Editor : Jafar Sembiring
Artikel Terkait