Cara Menghargai Perbedaan di Ruang Digital 

ismail
Webinar Ngobrol Bareng Legislator bertema Interaksi di Ruang Digital: Hargai Perbedaan, Hormati Keberagaman, Sabtu (8/4). 

JAKARTA, iNewsMedan.id-  Berkembangnya teknologi saat ini sangat mempengaruhi aktifitas semua orang. Dengan adanya media digital, diharapkan dalam penggunaannya dapat digunakan dan dimanfaatkan secara baik dan maksimal. 

Dunia digital sekarang ini sudah seperti tidak ada batasannya, yang mana semua orang dapat berpendapat dan berkomentar dengan mudah melalui aplikasi digital. Maka dari itu, pentingnya  mengetahui batasan dengan menghargai perbedaan dan menghormati keberagaman yang ada di dunia digital sehingga dapat menumbuhkan sikap toleransi. 

Anggota Komisi I DPR RI, Anton Sukartono Suratto, M.Si menyampaikan bahwasannya dengan adanya webinar ini diharapkan masyarakat dapat mengetahui menghargai perbedaan yang ada dengan memiliki sikap toleransi. 

Serta masyarakat juga harus memahami dan mengimplementasikan 4 pilar literasi digital yakni digital skill, digital culture, digital ethics, dan digital safety. 

“Era keterbukaan serta kemudahan dalam mengakses informasi telah menggiring masyarakat Indonesia untuk menelan mentah-mentah beragam opini. Salah satunya bersifat provokasi dan informasi yang menyesatkan tanpa data dan fakta,"ucap Anton dalam Webinar Ngobrol Bareng Legislator bertema Interaksi di Ruang Digital: Hargai Perbedaan, Hormati Keberagaman, Sabtu (8/4). 

Lanjut Anton, isu dan paham radikal, intoleransi bahkan terorisme datang dan berkembang bersamaan dengan arus globalisasi dan kemajuan teknologi. 

Hal itu lah yang kemudian dapat memecah kerukunan dan kedamaian dalam masyarakat. 

"Sehingga, pentingnya memahami etika di ruang digital serta meningkatkan sikap toleransi dengan memahami perbedaan dan keberagaman yang ada khususnya dalam ruang digital," ucap Anton. 

Ruang digital merupakan ruang tanpa sekat. Dimana masyarakat harus cerdas dalam berdigital atau ber-sosial media. Selain itu, dengan mewujudkan masyarakat berbudaya, beretika dan berliterasi dalam bermedia digital dapat mencegah perilaku-perilaku  negatif. 

Selanjutnya, Dosen Tetap Pascasarjana Panca Sakti, Dr. Imamah, M.Pd menjelaskan di era digital saat ini, keberagaman menjadi hal yang semakin kompleks terutama di dalam ruang digital. Berbeda dengan ruang fisik, ruang digital memiliki karakteristik yang berbeda karena adanya keterbukaan dan kemudahan akses internet. 

“Pentingnya bagi kita untuk menghargai perbedaan serta keberagaman di ruang digital agar tercipta lingkungan yang inklusif dan harmonis," bebernya. 

Hal yang dapat dilakukan adalah dengan cara memperlakukan setiap individu secara sama tanpa diskriminasi apapun dan kita harus menghindari tindakan cyberbullying, hate speech, serta tindakan lainnya. 

" Selain itu, kita juga harus memahami dan menghargai perbedaan budaya, agama, dan bahasa yang ada di dalam ruang digital,"ungkap Imamah. 

Terdapat tantangan yang muncul yakni adanya polarisasi dan radikalisme di masyarakat digital yang dapat memecah belah persatuan dan keragaman. Selain itu, masih banyak yang belum memahami pentingnya menghargai perbedaan dan merajut keberagaman di ruang digital. 

Sehingga, diperlukan upaya edukasi dan kampanye yang lebih intensif untuk meningkatkan kesadaran masyarakat digital akan pentingnya hal tersebut. 

Selain itu,  dalam merajut keberagaman di dalam ruang digital, kita dapat meciptakan konten yang inklusif dan tidak diskriminatif. 

“Jika kita dapat menghargai perbedaan serta merajut keberagaman yang ada dalam ruang digital. Sehingga dapat meningkatkan rasa tolernsi dan persatuan di antara masyarakat di ruang digital, kemudian dapat memperkaya pengetahuan dan pengalaman kita tentang keberagaman budaya dan bahasa yang ada di Indonesia, serta dapat membuka peluang kerja dan bisnis baru di bidang digital yang berfokus pada keberagaman dan inklusi," tutur Imamah. 

Akademisi dan Pengamat Media Sosial, M. Imam Syafi’i, S.Pd., M.M menyatakan bahwa dalam memasuki era digital, tentu harus mengetahui dan memahami etika-etika yang ada dalam ruang digital. Di dalam dunia digital sekarang ini, ketika kita mendapatkan suatu informasi tentu harus memiliki pertahanan diri yakni dengan ‘saring sebelum shareing’ harus cek dan re-cek terlebih dahulu mengenai informasi yang didapatkan. 

"Dalam ruang digital kita harus saling menghargai perbedaan karena tiap manusia mempunyai hak untuk dihormati dan dihargai, serta menghindari perselisihan yang dapat memecah belah persatuan bangsa sehingga terciptanya masyarakat yang harmonis, tentram, dan rukun," kata Imam. 

Pemerintah dalam hal ini juga memiliki program yang bernama Moderasi Beragama dimana sering kali dianggap bahwa agama yang di moderasi. Tetapi, sebenarnya bukan agamanya yang dimoderasi tetapi cara pandang, sikap, dan praktik beragama dalam kehidupan bersama dengan cara melindungi martabat kemanusiaan dan membangun kemaslahatan umum berlandaskan prinsip adil, berimbang, dan menaati konstitusi sebagai kesepakatan berbangsa. 

Dimana terdapat 4 indikator yakni toleransi, komitmen kebangsaan, anti kekerasan, dan penerimaan terhadap tradisi. 

Muatan moderasi beragama dalam menghormati keberagaman adalah dapat menjaga keselamatan jiwa, menjunjung tinggi keadaban mulia, menghormati harkat martabat kemanusiaan, memperkuat nilai moderat, mewujudkan perdamaian, menghargai kemajemukan, dan menaati komitmen berbangsa. 

"Mari bersama jadikan ruang digital menjadi ruang yang aman dan nyaman untuk berinteraksi dan tentunya menguatkan persatuan bangsa Indonesia,"pesan Imam.

Editor : Ismail

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network