Menurutnya, perempuan dan ibu rumah tangga merupakan salah satu sasaran prioritas penerima program edukasi pada Strategi Nasional Literasi Keuangan Indonesia 2021-2025. Pada tahun 2019, tingkat literasi keuangan perempuan sebesar 36,13 persen lebih rendah jika dibandingkan laki-laki yang sebesar 39,94 persen.
"Hal itu berarti, banyak perempuan yang pakai produk keuangan tapi belum memahami produk keuangan tersebut," ujarnya.
Padahal perempuan memiliki peran penting dalam mengelola keuangannya dan tidak jarang sebagian dari mereka bertindak sebagai 'Menteri Keuangan' baik untuk individu dan keluarga. Bahkan situasi yang ditemui pada kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia bahwa tidak sedikit juga terdapat Ibu Rumah Tangga memegang peranan ganda yaitu sebagai pengelola keuangan di keluarga merangkap menjadi tulang punggung keluarga dengan memiliki usaha sampingan bahkan bekerja.
Berdasarkan hasil survei Programme for International Student Assessment (PISA), 94 persen pelajar memperoleh informasi literasi keuangan dari orang tua. Hal ini menunjukkan bahwa perempuan memiliki peran sebagai pendidik literasi keuangan yang pertama bagi sang buah hati minimal di tingkat keluarga. Perempuan harus bisa memberdayakan diri sendiri dan mendorong anak-anaknya agar cakap keuangan sejak usia dini.
"Maka dari itu peningkatan literasi keuangan sudah menjadi tugas dan tanggung jawab kita bersama, karena perempuan merupakan critical economic players di Indonesia mengingat dalam praktiknya di kehidupan sehari-hari cukup banyak keputusan ekonomi penting, baik di tingkat keluarga, tingkat perusahaan, maupun di tingkat negara dibuat oleh perempuan," terang Yusup.
Editor : Jafar Sembiring
Artikel Terkait