"Dalam waktu satu sampai satu setengah tahun, saya tanya untungnya itu dia bisa 10 juta sampai 12 juta. Ketiga biaya pemasaran yang fleksibel dan relatif murah. Contohnya saya, nggak pernah memasarkan bisnis saya di iklan berbayar. Saya hanya memanfaatkan instagram. Terakhir, mulai berbisnis dengan lebih cepat dengan resiko minimal," imbuhnya lagi.
Selain itu, terdapat banyak alat di internet yang dapat digunakan untuk membantu membangun usaha, antara lain Google Bisnisku, Google Contact, Whatsapp, media sosial seperti Instagram dan Tktok, dan juga website. Dengan kemajuan internet, konsumen juga lebih memilih untuk berbelanja melalui internet dibandingkan datang langsung ke toko.
Menurut riset yang ditampilkan oleh Rizky Ardi Nugroho, 78% orang menggunakan berbagai sumber di internet sebagai keputusan pembelian. "Dengan adanya internet, membuka usaha menjadi lebih mudah sehingga bisa dilakukan oleh banyak orang," terbangnya.
Selanjutnya, Kepala Pendamping UMKM Jabar Juara, Farhan Faturohman, S.P., MBA., sebagai pemateri kedua pada webinar kali ini menjelaskan jika UMKM diharapkan dapat berubah menjadi digital atau UMKM go digital.
“UMKM go digital sendiri diartikan sebagai mengadopsi teknolog digital sebagai proses bisnis secara menyeluruh.” Jelas beliau dalam webinar kali ini.
Pada 2024, diharapkan 30 juta UMKM sudah beralih ke digital atau memanfaatkan teknologi digital. Untuk mewujudkan harapan tersebut, terdapat faktor yang dapat membantu menggerakan UMKM menjadi go digital.
Pertama adalah ekspektasi konsumen. Saat ini, ekspektasi konsumen sudah berubah sehingga konsumen tidak lagi hanya membeli barang namun juga mencari pengalaman yang menyenangkan saat berbelanja.
Editor : Ismail
Artikel Terkait