Dirjen Aptika Kominfo, Samuel Abrijani Pangerapan, B.Sc, mengatakan jika tingginya penyebaran hoax tersebut disebabkan oleh rendahnya literasi digital masyarakat Indonesia. Maka dari itu, peningkatan literasi digital sangat dibutuhkan di era digital.
“Masifnya penggunaan internet membawa serta resiko seperti penipuan online, hoax, cyberbullying, dan konten-konten negatif lainnya. Maka dari itu peningkatan penggunaan internet harus disertai dengan kemampuan literasi digital yang mumpuni agar tetap dapat memanfaatkan teknologi digital dengan produktif, bijak, dan tepat guna," ujar Samuel Abrijani Pangerapan dalam webinar kali ini.
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menangkal hoax adalah dengan menerapkan keamanan digital. Menurut Senior Manager Government and Public Affairs UangMe, Aida Rezalina, keamanan digital bukan hanya sekedar password yang digunakan untuk media sosial, tetapi juga perlindungan diri dari berita hoax.
“Hoax sendiri itu berasal dari slank bahasa inggris yang artinya tipuan, menipu, berita bohong, berita palsu, dan kabar burung. Nah kemudian hoax ini diresmikan menjadi bahasa resmi. Hoax ini tumbuh ketika internet tumbuh. Bukan artinya non-internet nggak bisa bohong. Tapi di internet itu banyak yang user generated content. Apa itu? Artinya kontennya dibuat oleh pengguna. Kalau TV, koran, itu kan beritanya dibuat oleh orang TV nya. Kalau internet itu berita dibuat oleh user jadi rentan sekali hoax," jelasnya dalam webinar kali ini.
Editor : Ismail
Artikel Terkait