Namun, internet sendiri dilihat seperti dua mata pisau, dimana disatu sisi memiliki dampak positif yaitu sebagai percepatan informasi dan di sisi lain memiliki dampak negatif yaitu memberikan tantangan dalam kehidupan berbangsa.
“Internet dengan leluasa memberikan kesempatan bagi informasi destruktif untuk dikonsumsi oleh masyarakat tanpa adanya saringan. Apalagi, jika mengutip hasil survei The Inclusive Internet Index, posisi literasi digital Indonesia masih berada di peringkat ke-66 dunia. Artinya, kemajuan teknologi yang pesat menjadi tantangan yang serius dalam penerapan nilai luhur Pancasila.” lanjut Teuku Riefky Harsya dalam webinar pada Rabu, 1 Juni 2022.
Maka dari itu, dia mengatakan bahwa menghadapi tantangan tersebut merupakan tugas bersama masyarakat Indonesia, yaitu untuk menjadi kritis dan inovatif, agar dapat mengkombinasikan teknologi internet dengan nilai-nilai Pancasila.
Tokoh Pemuda Pidie, Imam Nuddin, S.T., M.Si., sebagai pemateri dalam webinar kali ini mengatakan jika peningkatan teknologi yang tinggi harus dapat dimanfaatkan dengan baik sebagai cara untuk melestarikan Pancasila.
Editor : Ismail