get app
inews
Aa Read Next : Simak, Ini Etika Bebas Berpendapat di Ruang Digital

Masyarakat Indonesia Harus Bisa Kombinasikan Teknologi Internet dengan Nilai-nilai Pancasila

Kamis, 02 Juni 2022 | 12:20 WIB
header img
Pancasila sebagai dasar negara. (Foto: SINDOnews)

“Dari sekarang, kita harus bisa membentuk nilai-nilai pancasila dalam kehidupan digital karena itu akan menjadi contoh bagi anak cucu kita. Karena jika kita menerapkan pancasila dalam kehidupan berdigital, anak kita akan melihat ‘Oh… begini loh kehidupan bermedia sosial.”. Tutur beliau dalam webinar kali ini.

Dia menjelaskan jika bahwa dalam berinteraksi di dunia digital, pengguna harus selalu bersikap sopan dan menjaga perasaan orang lain.
“Ketika bapak dan ibu memposting status di media sosial, itu sudah menjadi konsumsi publik dan akan dilihat oleh orang lain. Jadi ketika bapak dan ibu itu menyakiti orang lain, body shaming, atau menghina orang lain, bapak ibu bisa dikenakan hukuman menurut UU ITE. Hukumannya itu tidak main-main, itu 6-8 tahun dan denda 1 miliar.” Jelas beliau kemudian.

Dia kemudian menekankan pada perkataan “Jarimu adalah harimaumu” dimana disaat pengguna salah menulis atau menyebarkan informasi, hal tersebut akan berdampak buruk bagi pengguna tersebut. Maka itu diharapkan kebijaksanaan pengguna dalam menggunakan internet agar tidak menyebarkan informasi yang salah dan menyinggung orang lain. Selain kebijaksanaan dalam menggunakan internet, masyarakat Indonesia juga diharapkan mampu melestarikan nilai-nilai pancasila dalam menggunakan internet. 

Terutama dengan munculnya isu-isu seperti penyebaran paham radikal, intoleransi, dan hoaks, perlu sekali bagi masyarakat Indonesia untuk menerapkan pancasila di dunia digital. Beliau kemudian menjelaskan terdapat empat cara penanaman nilai Pancasila di media digital, yaitu menghargai orang lain, beretika dan berakhlak, harus berpikir logis dalam menangkal ancaman kejahatan digital, dan mengedepankan rasa empati.

“Bagaimana caranya di dunia digital? Misalnya ada orang lain ngetweet, lalu kita balas ‘Halah itu gak bener tuh, yang bener cuma agama saya’. Nah itu namanya tidak menghargai agama orang lain. Bagaimana caranya menghormati? Ya kita tidak usah komentar apa-apa. Ya kita like lah sekali-sekali,” Jelas Imam Nuddin dalam webinar Rabu, 1 Juni 2022.

Editor : Ismail

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut