get app
inews
Aa Text
Read Next : Eks Polisi Pemeras 12 Kepala Sekolah di Sumut Divonis 5,5 Tahun Penjara

Dihukum 4 Tahun, Lie Yung Ai Anggap Keadilan Mati: Vonis Lebih Berat dari Pimpinan

Jum'at, 31 Oktober 2025 | 15:19 WIB
header img
Terdakwa Lie Yung Ai divonis empat tahun penjara dalam kasus pemalsuan surat. Foto: Istimewa

Sarma menambahkan bahwa kliennya, yang hanya sebagai bendahara yang bekerja atas suruhan Sonny, dihukum paling berat dengan pasal ikut serta. 

"Apa yang dialami Lie Yung Ai adalah potret penegakkan hukum di Indonesia dimana yang tidak punya kuasa tidak dapat keadilan. Karena Notaris Adi Pinem dihukum 1 tahun 6 bulan. Notaris Herniwati dihukum 3 tahun penjara. Sementara Lie Yung Ai yang hanya disuruh membayarkan pembuatan akte sebagai bendahara perusahaan dihukum 4 tahun," tegas Sarma.

Reaksi Terdakwa

Lie Yung Ai sendiri mengaku sangat terkejut dan sedih dengan vonis tersebut, merasa hakim tidak mempertimbangkan perannya hanya sebagai orang yang disuruh.

"Saya sangat syok dengar putusan hakim. Kenapa saya hanya juru bayar, kasir, tidak menikmati apa pun dijatuhi hukuman 4 tahun. Sementara pembuat akte hanya 3 tahun, yang menyuruh dan menggunakan hanya 6 bulan. Padahal dia yang suruh, menggunakan data untuk kepentingan dia sebagai direktur utama. Kenapa hukuman saya paling tinggi, saya tidak mengerti, hukum apa di Indonesia ini," katanya.

Latar Belakang Kasus

Dalam dakwaan, disebutkan bahwa Adi Pinem bersama-sama Lie Yung Ai dan Karim Tano Tjandra telah memalsukan dua akta penting di Kantor Notaris Adi Pinem, Jalan Kolonel Sugiono No. 10-B, Kecamatan Medan Maimun, pada tahun 2020 lalu. 

Surat yang diduga dipalsukan adalah Akta No. 57 tanggal 29 Oktober 2001 dan Akta No. 58 tanggal 29 November 2001, yang dibuat bertanggal mundur untuk memberikan legalitas palsu terhadap kepemilikan dan susunan pengurus PT Perkharin. 

Proses pemalsuan surat ini bermula dari pertemuan antara Karim dan Sonny yang membahas sengketa saham PT First Mujur Plantation & Industry, di mana Karim kemudian meminta Adi untuk membuat akta dengan mencantumkan data fiktif dan tanggal yang dimundurkan, meskipun akta-akta tersebut tidak memiliki dasar dokumen sah atas kepemilikan saham.

Editor : Jafar Sembiring

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut