Ustaz Irsyad Hasan bin Isa Ansori mengisahkan, begitu pula hal yang terkait dengan huru hara akhir zaman, sebagian orang yang tidak mengenal hal demikian akan mengingkarinya dan para penguasa cenderung tidak menyukainya; karena hal tersebut mengandung kabar berubahnya negeri yang mereka kuasai.
Yang tidak disebarkan beliau bukanlah hadits-hadits yang terdapat padanya hukum-hukum syar’i; karena beliau tidak bisa menyembunyikan hadits-hadits tersebut; sebab beliau sendiri telah mengatakan:
إِنَّ النَّاسَ يَقُولُونَ: أَكْثَرَ أَبُو هُرَيْرَةَ، وَلَوْلاَ آيَتَانِ فِي كِتَابِ اللهِ مَا حَدَّثْتُ حَدِيثًا، ثُمَّ يَتْلُو {إِنَّ الَّذِينَ يَكْتُمُونَ مَا أَنْزَلْنَا مِنَ البَيِّنَاتِ وَالهُدَى} [البقرة: 159] إِلَى قَوْلِهِ {الرَّحِيمُ} [البقرة: 160]
“ Sesungguhnya orang-orang mengatakan: Abu Hurairah banyak (menyebarkan hadits). Seandainya kalau bukan dua ayat di Kitab Allah tentu aku tidak menyebarkan hadits”. Lalu beliau membaca (ayat yang artinya): “ Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang Kami turunkan dari berupa keterangan dan petunjuk …” sampai …”Dzat yang maha pengasih”. (HR. al-Bukhari no. 118 dan Muslim no. 2493).
Jadi yang dimaksudkan dalam hadits ini bukanlah apa yang diyakini oleh kaum Bathiniah, bahwa syariat ini ada lahir dan batin. “Batin” yang mereka seru berujung pada berlepas dari agama dan aturannya. Bahkan tidak diketahui seorang pun menukil dari Abu Hurairah radhiallahu'anhu satu haditspun yang sesuai dengan keyakinan Bathiniah, dan tidak pula yang menyelesihi perihal agama Islam yang itu jelas nampak yang telah dimaklumi.
Editor : Vitrianda Hilba Siregar