LANGKAT, iNewsMedan.id - Seorang warga Kota Medan bernama Muhammad Rafly menjadi korban penipuan saat bertransaksi membeli sebuah sepeda motor di Kecamatan Stabat, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara (Sumut), pada Sabtu (19/10/2024) lalu.
Kronologi bermula saat korban bersamanya rekannya membuat janji untuk bertemu dengan sang penjual bernama Sandi di kawasan Stabat. Hal itu untuk melihat motor yang hendak dibeli.
"Mulanya saya ditemani teman saya janjian untuk ketemu dengan si penjual namanya Sandi pada 19 Oktober 2024 di Stabat, dan melihat sepeda motor merek RX King. Saya janjian dengan Sandi untuk melihat sepeda motor ke rumahnya," ujar Rafly, Senin (21/10/2024).
Sebelum pergi ke rumah terduga pelaku Sandi, Rafly mengaku diberikan nomor telepon atas nama Apin. Di situ, Apin mengaku sebagai adiknya Sandi.
"Lalu, saya chatingan dan VC (Video Call) dengan Apin, untuk mencari tau kondisi sepeda motor tersebut. Sewaktu saya chatingan dengan Apin, saya bertanya apakah boleh mesinnya dibongkar di tempat agar semuanya transparan," ujar Rafly.
Kemudian, Apin menyarankan korban untuk bertanya kepada Sandi. Lalu, permintaan Rafly diterima oleh Sandi.
"Setelah chatingan dan VC cocok dengan sepeda motor yang seperti dibilang Sandi, saya dan teman saya langsung ke lokasi karna sebelumnya sudah di share lokasi," ungkap Rafly.
Tiba di lokasi, tepatnya di Kecamatan Stabat, Rafly dan rekannya sempat merasa takut dan curiga. Sebab, lokasinya berada di perkebunan.
"Ada memang beberapa rumah dan satu bengkel mobil. Setelah saya telusuri sampai dalam, karena saya dan teman saya takut kami kembali keluar jalan besar, lalu duduk di depan masjid," ujar Rafly.
"Di depan masjid itu, saya beritahu Sandi dan Apin lewat chatingan, bahwa kami sudah sampai lokasi tapi kami tidak berani masuk ke dalam, karena keadaan di dalam meragukan," sambung Rafly.
Tak berselang lama, ungkap Rafly, ada seorang lelaki berbadan gemuk mendatangi mereka dengan mengendarai sepeda motor RX King warna biru.
"Dia (lelaki gemuk) bertanya ke kami, abang yang mau liat unit ya, kami menjawab iya bang kami yang mau liat unit. Setelah itu saya tanya dia siapa. Dia jawab, jika dirinya Apin adiknya Sandi," ujar Rafly.
Kendati begitu, Rafly sempat ragu dan kurang yakin bahwasanya orang yang menemuinya adalah Apin.
"Kami masih kurang yakin. Dan teman saya bilang kalau memang unitnya ada, bawa ke sini aja (depan mesjid) kita bongkar di sini. Di jawab Apin, ngapain bongkar di sini kita ke dalam aja kan (rumah Apin) mau liat unitnya," ujar Rafly.
Alhasil, Rafly memberanikan diri ikut ke rumah Apin. Sementara uang tunai sebesar Rp20 juta yang dibawanya, ia titipkan kepada temannya yang menunggu di depan sebuah masjid.
Kemudian, sekitar dua menit lamanya, Rafly mengaku melihat ada dua unit sepeda motor merek RX King.
"Satu RX King tahun 2003 yang mau saya beli. Satu lagi RX King tahun 80 atau 90 an berwarna putih. Tapi di situ saya juga jumpa dengan temannya Apin," ungkap Rafly.
Setelah itu, Rafly langsung menghubungi temannya agar datang dan membawa uang ke rumah Apin.
"Han (teman Rafly) kemari lah unitnya ada ini aman gak nipu dia, sembari saya berjalan ke depan gang untuk menjemput teman saya. Setelah itu kami melihat kondisi motor dan mesinnya dibantu Apin. Saya tanya juga ke Apin kenapa di jual sepeda motornya. Kata Apin butuh uang untuk istrinya. Di situ teman saya juga bertanya sambil bercanda, unit kek gini abang jual nanti abang nipu. Si Apin jawab gak lah ngapain aku nipu," ucap Rafly.
Tak lama setelah itu, Sandi menelepon dan mengirim pesan kepada Rafly menanyakan apakah ia jadi membeli sepeda motornya. Sandi juga meminta Rafly untuk menyerahkan handphonenya kepada Apin.
Editor : Odi Siregar